Kondisi Udara di Sumatera Barat Membaik Pasca Diguyur Hujan, BMKG: Udara Masih Kabur
Sejumlah daerah di Sumatera Barat (Sumbar) dalam beberapa hari terakhir diguyur hujan. Hal ini menyebabkan perubahan kualitas udara di daerah itu men
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sejumlah daerah di Sumatera Barat (Sumbar) dalam beberapa hari terakhir diguyur hujan.
Hal ini menyebabkan perubahan kualitas udara di daerah itu menjadi lebih baik, dan kini berada di bawah baku mutu.
"Konsentrasi PM10 di stasiun Bukit Kototabang sudah berada di level baik di angka <50 µgram/m3 sejak kemarin," kata Wan Dayantolis kepada TribunPadang.com, Selasa (22/10/2019).
• BMKG Pastikan Gempa Mentawai 5,5 SR di Tuapejat Sumbar Tidak Berpotensi Tsunami
• BMKG: Hujan Intensitas Ringan hingga Lebat Guyur Sumbar, Kualitas Udara Membaik
Kendati sudah membaik, udara kabur masih menyelimuti sejumlah daerah di provinsi dengan Ibu Kota Padang ini.
Menurut Wan Dayantolis, masih terjadinya udara kabur pada sebagian wilayah Sumbar salah satunya bersumber dari partikulat polusi udara dari lapisan atas yang turun ke permukaan.
Partikel-partikel padat seperti debu dan partikulat asap memang dapat tinggal di atmosfer hingga berminggu-minggu.
• BMKG: Prakiraan Cuaca 33 Kota Besar Indonesia Rabu 9 Oktober 2019, Padang Berawan di Pagi Hari
• BMKG Prediksi Sebagian Wilayah Sumbar Sudah Masuk Awal Musim Hujan
Berdasarkan estimasi AOD model dua hari sebelumnya, tambahnya menunjukkan nilai >1.
AOD merupakan parameter pengukuran partikulat hingga ketinggian 10 km.
"Sementara hujan yang terjadi baru membersihkan udara lapisan bawah dari 600 meter hingga 1 Km, sedangkan yang >1 Km bisa berkurang jika sumbernya sudah tidak ada lagi," ungkap Wan Dayantolis.
Selain itu, lanjutnya, udara kabur juga terjadi karena lapisan kabut pada pagi hari dan sore hari di wilayah Sumatera Barat.
• Info BMKG: Prakiraan Cuaca 33 Kota Besar di Indonesia Selasa 1 Oktober 2019, Padang Berawan
• BMKG: Pasaman Barat, Agam & Pesisir Selatan Berpotensi Hujan, Simak Prakiraan Cuaca Sumbar Hari Ini
Kabut itu disebut kabut adveksi yang bersumber dari massa udara hangat di lautan.
"Saat masuk ke daratan yang lebih dingin, uap air dalam massa udara tersebut kemudian mengembun menjadi butiran air pembentuk kabut," sebut Wan Dayantolis.
Di sisi lain, berdasarkan analisis citra satelit Himawari oleh BMKG hari ini menunjukkan tidak ada sebaran asap yang masuk ke wilayah Sumbar. (*)