Kemenaker RI Ungkapkan Empat Hal Agar Bisa Eksis Hadapi Persaingan Global
Pelaksana Tugas Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta & PKK) Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) R
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Pelaksana Tugas Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta & PKK) Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) RI Aris Wahyudi mengatakan ada empat hal agar bisa eksis dalam persaingan global saat ini.
Menurutnya, empat hal dimaksud yaitu' responsif, kreatif, kolaboratif, dan pemanfaatan teknologi
"Apalgi perubahan pola-pola zaman, pola kerja juga berubah. Perubahan yang terjadi membuat mahasiswa ataupun alumni yang sudah lulus haruslah memiliki sifat responsif," ujar Ari Wahyudi pada pembukaan Job Fair dan Talent Fest pada Rabu (16/10/2019) di Auditorium UNP.
Aris Wahyudi menambahkan perguruan tinggi juga harus meresponsif terhadap pola pelajar dan kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan masa depan.
Selanjutnya, hal yang harus dimiliki ialah kreatif menyusul perubahan apapun yang terjadi supaya bisa diatasi.
"Perguruan tinggi harus kreatif mengembangkan kurikulum dan silabus," tambah Aris Wahyudi
Disarankannya, perguruan tinggi harus menutup program studi (Prodi), yang tidak relevan dan tidak sesuai dengan tantangan dunia kerja.
Selanjutnya, kolaboratif atau kolaborasi dengan berbagai pihak dan pemanfaatan teknologi
Selain itu, dikatakan Aris Wahyudi, perguruan tinggi harus menciptakan peserta didik yang kompeten, confidence, connected.
"Kampus menyiapkan peserta didiknya dengan kompetensi. Kompetensi yang dimaksud tidak hanya keterampilan, kognitif, afektif, psikomotorik, namun juga soft skill seperti, rasa ingin tahu, kegigihan dalam belajar," papar Aris Wahyudi.
• Job Fair 2019 dan Talent Fest di UNP Ternyata Diikuti Perusahaan Dalam dan Luar Negeri
• AYO! HADIRI Job Fair di Auditorium Universitas Negeri Padang, Ada 46 Perusahaan yang Buka Lowker
Dikatakan, perguruan tinggi harus membuat mahasiswanya makin percaya diri terhadap perkembangan teknologi.
"Kemampuan bahasa asing juga ditingkatkan sehinga menghilangkan rasa tidak percaya diri bersaing dengan luar negeri," tambah Aris Wahyudi.
Dikatakan, perguruan tinggi seharusnya membuat alumni dan mahasiswa terhubung dengan dunia kerja.
"Kami mendorong rektor untuk adanya bursa kusus untuk menghubungkan alumni dan pekerja. Dari bursa kerja dihubungkan dengan dinas lalu mengalir kementerian, sehingga nasional memiliki data base," tandas Aris Wahyudi. (*)