Yanti Ungkap Alasan Ungsikan Anaknya dari Wamena ke Sumbar Pakai Dana Sendiri, Anak-anak Saya Trauma
Yanti (38) seorang perantau Minang di Wamena yang mengungsi akibat kerusuhan pada 23 September 2019 akhirnya tiba di Sumbar
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
"Kerusuhan itu terjadi di sekolah mulanya. Anak saya berada di kelas paling depan. Untuk menyelamatkan diri, mereka bercerita sampai dorong meja dan kursi bersama-sama untuk menutup pintu," ungkap Yanti.
Yanti menuturkan, dia dan anaknya hampir saja tidak bertemu. Sebab dia melihat di sekelilingnya kepulan asap.
"Syukur bisa selamat. Anak-anak sekolah terutama teman anak saya tidak ada yang parah. Teman dia kena bakar dan akhirnya selamat," tutur Yanti.
Dia menambahkan kedua anaknya trauma untuk melanjutkan sekolah di Wamena.
Di Wamena, kata dia, kegiatan sekolah mulai berangsur normal.
Namun, pelajar tidak langsung belajar mengajar, melainkan aktivitas trauma healing.
"Trauma jelas. Trauma sekali anak saya. Mereka yang melihat langsung gimana kerusuhan terjadi. Makanya dia tidak mau lagi sekolah di sana.
Alhamdulillah bisa dapat mengurus kepindahannya. Kepala sekolah ada. Wali kelasnya yang mengungsi," jelas Yanti.
Yanti menyebut kembalinya ia ke ranah Minang juga melewati rintangan.
Waktu itu, kata dia, dia sudah mengajukan nama untuk naik Hercules dulu ke Jayapura.
Tapi namanya tak kunjung dipanggil sebab banyak pengungsi yang ingin pulang.
Akhirnya dia memutuskan untuk pulang dengan biaya sendiri.
Dia mengatakan sempat terlantar di Jakarta karena tiket tidak tersedia.
Yanti menyebut saat ditinggalinya, situasi di Wamena aman, tapi masih ronda.
Ia juga berencana kembali ke Wamena, karena suami dan saudara laki-lakinya yang lain masih di Wamena.