BERITA POPULER SUMBAR
POPULER SUMBAR - Putri: Saya takkan Kembali ke Wamena| Subsidi Elpiji 3 Kg Diduga Tak Tepat Sasaran
Sederetan berita populer kanal berita, Sumbar yang menghiasi portal TribunPadang.com sepanjang Kamis (10/10/2019) kemarin.
Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sederetan berita populer kanal berita, Sumbar yang menghiasi portal TribunPadang.com sepanjang Kamis (10/10/2019) kemarin.
Ada sejumlah berita yang sangat diminati pembaca TribunPadang.com yang akan disajikan lagi ringkasannya Jumat (11/10/2019) hari ini.
Untuk melihat versi berita lengkap populer Sumbar, Anda bisa klik link yang tersedia dalam tiap akhir berita.
1. Muslim, Perantau Minang di Wamena yang Akhirnya Pulang, Sempat Bertahan Menunggu Sikap Pemda Papua
Sorang perantau Minang di Wamena yang bermukim di Papua, Muslim (52) menceritakan detik-detik kerusuhan di Wamena pada 23 September 2019 lalu.
Dia bercerita, saat kerusuhan terjadi, dikira hanya tawuran antarpelajar biasa.
• Amalan-amalan Sunnah di Hari Jumat yang Dapat Dilakukan Memperbanyak Doa,Shalawat Nabi,Dzikir
• Sosok Oky Andri, Anak Pemalu dan Pendiam yang Sekarang Menjadi Manager Hotel Amaris Padang
Saat itu, ia tengah berada di Pasar Waoma. Di Pasar Waoma ia tinggal dan membuka usaha.

"Saat kejadian waktu itu, kami betul-betul tidak siap. Kejadian itu di luar dugaan kami," kata Muslim saat tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kamis (10/10/2019).
Menurut Muslim, tawuran berlangsung biasa-biasa saja, tapi justru klimaks terjadi setelahnya.
Biasanya kalau terjadi keributan, tidak pernah sebrutal saat itu.
"Ribut-ribut seperti itu sudah biasa. Kalau masalah 'tabang batu' (lempar batu) sudah biasa.
Kejadian kemarin itu memang di luar dugaan. Tidak ada persiapan kami untuk menghadapi kenyataan serupa itu," tutur Muslim.
Muslim bisa selamat dalam kerusuhan itu.
Berita selengkapnya klik di sini!
2. Putri: Saya takkan Kembali ke Wamena, Anak dan Suami Saya pun telah Tiada
Seorang warga Wamena asal Sumatera Barat (Sumbar) tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (10/10/2019) sekitar pukul 18.00 WIB.
• Muslim, Perantau Minang di Wamena yang Akhirnya Pulang, Sempat Bertahan Menunggu Sikap Pemda Papua
• 106 Pengungsi Wamena asal Sumatera Barat Menyusul Tiba di Padang
Dia adalah Putri Yanti (30), satu di antara korban yang selamat saat kerusuhan terjadi di Wamena 23 September 2019 lalu.

Kendati dirinya selamat, suami serta anaknya meninggal saat kerusuhan tersebut.
Kedatangan Putri Yanti disambut oleh Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit.
Nasrul Abit mengatakan kepada Putri, bahwa yang bersangkutan akan dibawa langsung ke RSUP M Djamil Padang untuk pengobatan lebih lanjut.
"Putri langsung ke RSUP M Djamil ya. Biar diobati langsung," kata Nasrul Abit.
Namun, sebelum berangkat menuju rumah sakit, Putri ingin bertemu keluarganya terlebih dahulu.
"Saya ingin bertemu keluarga saya dulu, Pak. Setelah itu, kemana saja saya dibawa, saya mau," tutur Putri.(*)
Berita selengkapnya klik di sini!
3. Subsidi Elpiji 3 Kg Tak Tepat Sasaran, Gubernur: Subsidi Ditujukan untuk Orang yang Tidak Mampu
Unit Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I, Roby Hervindo mengatakan masih banyak masyarakat yang menggunakan elpiji 3 kilogram yang ditujukan untuk warga kurang mampu.
"Betul. Ini didukung data," kata Roby Hervindo kepada TribunPadang.com, Kamis (10/10/2019).
• Penggalangan Bantuan untuk Korban Wamena Ditutup 18 Oktober 2019, Total Dana akan Diumumkan
• Pemprov Sumbar Terima Dana Bantuan untuk Perantau Minang di Wamena dari Yayasan Adzkia
Menurutnya, pangsa pasar elpiji subsidi untuk masyarakat miskin rata-rata hampir 90 persen.
Sementara, elpiji non subsidi bagi masyarakat mampu sekitar 10 persen.
Dia menilai, mekanisme distribusi elpiji 3 kilogram kurang tepat sasaran.
"Bandingkan dengan jumlah penduduk miskin di Sumbar. Menurut data BPS hanya di bawah 10 persen," ungkap Roby Hervindo.

Hal serupa diutarakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar, Asben Hendri.
Ia juga sering mendengar elpiji 3 kilogram digunakan masyarakat kalangan menengah ke atas.
Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari masalah perilaku masyarakat, karena masyarakat ingin mendapatkan harga yang murah.(*)