10 Tahun Gempa Sumbar

Dosen yang Gedung Kampusnya Ambruk Dapati Mahasiswanya Terjebak Reruntuhan hingga Meninggal

Gempa yang berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) pernah mengguncang Sumatera Barat (Sumbar) pada tanggal 30 Sept

Penulis: Merinda Faradianti | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/Merinda Faradianti
Yohanes Tuadaru yang saat ini menjabat sebagai Ketua STBA Prayoga 

Tinggal gundukan saja tidak ada gedung yang bertingkat 4 itu. Gedung kampus lama ada 4 blok berbentuk letter "h" semuanya tidak ada lagi," kenang Yohanes.

Pada saat itu ia bersama temannya datang untuk melihat keadaan kampus dengan membawa daftar absen mahasiswa beserta jadwal perkuliahan.

"Saya dari rumah membawa jadwal kuliah dan absen dari semua kelas yang ada pada waktu itu. Saya lihat di jadwal ada kelas listening pukul 15.30 WIB di lantai 3 labor bahasa.

Waktu itu kuliah minggu pertama hari ketiga semester ganjil. Waktu kejadian mereka terperangkap di dalam itu. Kita lihat absen kalau hadir semua ada sekitar 20 orang karena rombongan kedua, roombongan pertama pagi.

Mungkin kuliah minggu pertama banyak kelas yang tidak penuh. Pada saat itu ada 13 orang di dalam kelas dengan dosen Ibu Suci. Jadi Ibu Suci dan Sari selamat dan 11 lainnya meninggal," tutur Yohanes Tuadaru.

Yohanes Tuadaru bercerita bahwa yang menjadi korban adalah mahasiswa yang berprestasi dan juga anak-anak yang baik budi. Salah seorang yang menjadi korban adalah Oktaliana Marliana Markus.

Nama-nama mereka selalu kita sebut saat peringatan. Sempat terpikir untuk membuat monumen dengan nama-nama mereka tapi karena bangunan ini belum selesai semuanya jadi belum tahu akan ditempatkan monumen tersebut," tutupnya.(*)

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved