Demo Gerakan Mahasiswa Peduli Kampus UIN Imam Bonjol Padang Belum Menemukan Titik Temu
Aksi demo yang terjadi di Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang berakhir tanpa kesepakatan, Selasa (10/9/2019).
Penulis: Debi Gunawan | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Debi Gunawan
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Aksi demo yang terjadi di Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang berakhir tanpa kesepakatan, Selasa (10/9/2019).
Aksi yang digelar oleh Gerakan Mahasiswa Peduli Kampus itu membawa tiga belas tuntutan.
Di antaranya mengenai transparansi dana dan perbaikan fasilitas kampus yang mereka nilai tidak layak.
Muhammad Jalali selaku koordinator aksi menyampaikan bahwa mereka menuntut transparansi dana selama kepemimpinan Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Eka Putra Wirman.
• Gelar Aksi Demo, Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang Padati Halaman Rektorat
• Demo di DPRD Sumbar, Jaringan Peduli Perempuan Desak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Disahkan
• 4 Bule Australia Ikut Demo Papua dan Kibarkan Bendera Bintang Kejora, Imigrasi Deportasi Mereka
Hal itu menurut Jalali penting dilakukan, karena mahasiswa membayar uang kuliah tunggal (UKT) ke kampus.
"Karena kenapa, kami bayar UKT,
Negara kasih uang untuk kampus dengan anggaran-anggaran yang ada.
Tetapi tidak pernah diberitahukan kepada kami sebagai mahasiswa.
Sehingga kami tidak percaya lagi, uang kuliah yang kami bayarkan itu untuk apa sebenarnya," ungkapnya, Selasa (10/9/2019).
• Massa Pengunjuk Rasa di Jayapura Tidak Mau Lagi Ikut Aksi Demonstrasi, Gara-gara Ini Penyebabnya
• Benhur Tommy Mano Menangis Saksikan Perilaku Massa Pendemo yang Rusuh di Kotanya
• Internet Diblokir Selama Seminggu, Warga Papua Tuntut Ganti Rugi, Ancam Demo Susulan
Selanjutnya mereka menuntut fasilitas kampus segera diperbarui dan perbaiki.
"Tidak hanya kantor, tetapi juga ruang kuliah kami seperti kandang kambing yang harus diperbaiki secepatnya," jelasnya.
Selain itu, mereka juga mengeluhkan fasilitas belajar yang mereka nilai masih kurang.
"Sangat kurang, tidak ada AC, ruangannya kecil, bangkunya rusak, bangkunya sudah tua," tutur Jalali.
Jalali mengatakan mereka akan terus menuntut sampai tuntutan mereka dipenuhi oleh pihak kampus.