Berita Padang Hari Ini

PIPIS hingga Pasukan Kuning Turun ke Batang Arau Padang, Bergelimang Lumpur Memungut Sampah

PIPIS hingga Pasukan Kuning Turun ke Batang Arau Padang, Bergelimang Lumpur Memungut Sampah

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA
Sejumlah komunitas peduli lingkungan dan petugas kebersihan memungut sampah di Sungai Batang Arau, Padang, Minggu (8/9/2019). 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pukul 15.30 WIB Sungai Batang Arau, Kota Padang ramai oleh masyarakat.

Masyarakat tersebut terdiri atas beberapa komunitas, di antaranya Pemuda Indonesia Peduli Sampah (PIPIS) Sumatera Barat, Ocean Care Project, dan Clean Up Sumatera.

Kemudian juga tampak pasukan kuning dari DLH Padang, Dinas Kelautan dan Perikanan, sejumlah mahasiswa STMIK dan Unand, amfibi, Pokdarwis, dan lainnya.

Mereka berpencar sambil membawa satu goni berukuran kecil.

FKDOP, Forum Bernaungnya Komunitas Ojek Online di Padang, Anggota yang Meninggal Diberi Santunan

Tujuannya tak lain adalah untuk memungut sampah yang menumpuk di sepanjang aliran sungai.

Mereka tampak antusias dan tak ragu turun ke sungai lalu memungut satu per satu sampah yang sudah begelimang lumpur sungai.

Inisiator PIPIS Sumatera Barat, Ridhora Murdianto mengatakan, aksi yang dilakukan di Sungai Batang Arau merupakan gerakan dari komunitas peduli lingkungan yang ada di Kota Padang.

"Kami sebetulnya sudah lama merancang aksi secara bersama ini, hanya saja belum ada waktu yang pas.

Alhamdulillah sekarang diberikan kesempatan untuk bersama-sama melakukan aksi.

Yuk! Intip Semaraknya Komunitas Aerox Rider Club Indonesia (ARCI) Padang Chapter

Kita juga mendapat dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup dan elemen lainnya," kata Ridhora Murdianto, Minggu (8/9/2019).

Biasanya PIPIS melakukan aksi bersih-bersih di Pantai Air Manis Padang.

Sementara, Ocean Care Project dan Clean up Sumatera melakukan aksi di tempat berbeda.

Ada yang di Pantai Pasir Jambak dan ada juga di sepanjang pesisir pantai.

Aksi yang dilakukan tidak hanya di satu tempat, tapi berpindah-pindah.

"Biasanya kita aksi secara terpisah, sekarang gabung. Kita mulai pelan-pelan.

Insyaallah, kita bakal mulai edukasi masyarakat di hulu karena sampah banyak dari hulu.

Kita juga bakal edukasi masyarakat untuk tidak buang sampah sembarangan," sambung Ridhora Murdianto.

Sejumlah komunitas peduli lingkungan dan petugas kebersihan memungut sampah di Sungai Batang Arau, Padang, Minggu (8/9/2019).
Sejumlah komunitas peduli lingkungan dan petugas kebersihan memungut sampah di Sungai Batang Arau, Padang, Minggu (8/9/2019). (TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA)

JADWAL BIOSKOP Kota Padang Hari ini, Ada Film Ready Or Not, IT Chapter Two dan Kapal Goyang Kapten

Soal sampah yang berserakan di mana-mana, Ridhora Murdianto tak ingin menyalahkan siapa-siapa.

Bahkan ia mengajak semua pihak untuk berhenti saling menyalahkan.

"Kita mulai dari sekarang, pelan-pelan melakukan aksi," seru Ridhora Murdianto.

Dalam hal mengurangi sampah, PIPIS selalu giat melakukan kampanye di media.

Mereka juga turun melakukan aksi ke lapangan.

"Hal tersebut dilakukan agar niat mengajak orang-orang agar tidak buang sampah sembarangan tercapai," ujar Ridhora Murdianto.

Banyak masyarakat yang meminta PIPIS untuk hadir di daerah lain, seperti Papua dan NTT.

Jadwal Kualifikasi Euro 2020 Malam Ini, Finlandia vs Italia dan Spanyol vs Kepulauan Faroe Dini Hari

Namun mereka masih ingin memulai dari Kota Padang terlebih dahulu.

PIPIS baru berdiri 31 Maret 2019 lalu dengan tagline sampahmu tanggung jawabmu.

"Jadi siapapun yang punya sampah, dia punya tanggung jawab kepada sampahnya sendiri untuk membuang pada tempatnya," kata Ridhora Murdianto.

Ridhora Murdianto berencana akan terus melakukan aksi bersih-bersih secara berkelanjutan.

Dan akan terus mengajak komunitas peduli lingkungan lain untuk ikut serta karena tujuannya sama untuk lingkungan.

DOWNLOAD Lagu Terbaru NOAH Full Album, MP3 Kupeluk Hatimu, Menemaniku hingga Wanitaku, Ada Liriknya

"Kita gak mau saling menyalahkan, kita gak mau bersaing, kita bersama untuk lingkungan.

Kita mulai di sungai Batang Arau, ke depan kita bakal lakukan aksi lagi," ucap Ridhora Murdianto.

Terakhir, Ridhora Murdianto mengajak semua masyarakat terutama generasi muda untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Senada dengan apa yang dilakukan komunitas PIPIS, Ocean Care Project yang berdiri sejak Desember 2018 juga tampak hadir di Sungai Batang Arau.

Ocean Care Project biasanya melakukan aksi di Pantai Pasir Jambak, Pantai Air Manis, Sungai Pinang, dan Pasie Nan Tigo.

Sejumlah komunitas peduli lingkungan dan petugas kebersihan memungut sampah di Sungai Batang Arau, Padang, Minggu (8/9/2019).
Sejumlah komunitas peduli lingkungan dan petugas kebersihan memungut sampah di Sungai Batang Arau, Padang, Minggu (8/9/2019). (TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA)

Sinopsis Sinema India Ishq Subhan Allah Selasa 10 September 2019 Episode 58, Film ANTV Jam 15.00 WIB

Setiap akhir bulan mereka melakukan aksi bersih-bersih.

Founder Ocean Care Project Sonya Dewi mengatakan mulanya Ocean Care Project memiliki delapan orang anggota inti.

Mereka semua adalah peselancar di Pantai Air Manis yang memiliki kesamaan hobi yakni surfing.

"Jadi setiap kita surfing, setiap mengayuh papan, kita selalu nemu sampah. Abis surfing, keluar dari laut kita lihat sampah bertumpuk dimana-mana. Gak enak diliat," ujar Sonya Dewi.

Jadi, dari sana kata Sonya, dia dan teman-teman bikin ide kenapa nggak sekalian surfing, sekalian mungut sampah.

Alhasil, lingkungan pantai Air Manis jadi terjaga.

Dikatakannya, dalam aksinya, dia mengajak yang lain juga.

Sinopsis Film Arthdal Chronicles, Drama Korea yang Telan Biaya Fantastis, Simak Peran Song Joong Ki

"Awalnya delapan orang, sekarang sudah lebih dari 40 orang. Kami punya tagline We All Agree to Save Our Ocean. Kita berkomitmen untuk menjaga laut," ucap Sonya.

Sebenarnya, kata Sonya, Ocean Care Project bukan hanya fokus mengurangi sampah di laut saja, tetapi kadang-kadang juga ke gunung.

Namun, karena sampah itu bermuaranya ke laut, makanya lebih sering melakukan aksi di laut.

"Tapi di manapun sampah kita berkomitmen untuk menguranginya. Dimanapun aksinya kita tetap berkomitmen menjaga laut," ujar Sonya.

Kakak Kandung Masuk Islam, Ustadz Felix Siauw Peluk Freddy Siauw Sambil Menangis, Ini Videonya

Sonya mengajak masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan, mengurangi penggunaan plastik, dan membuat sampah pada tempatnya.

Ia juga mendukung adanya aturan tentang penggunaan produk ramah lingkungan guna mengurangi sampah plastik.

"Kalau bisa di setiap restoran tidak ada lagi sedotan plastik, gelas plastik, kalau bisa gunakan bahan yang mudah di recycle.

Diharapkan juga ada imbauan dari pihak terkait untuk bawa tumbler sendiri jadinya lebih mengurangi penggunaan plastik," kata Sonya.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved