Nasional
Ketua Adat Papua, Lenis Kogoya Serukan Harus Bersatu untuk Bicarakan Kedamaian di Papua
Ketua Adat Papua, Lenis Kogoya buka suara terkait keadaan di Papua yang sudah mulai kondusif pasca terjadinya kerusuhan di sejumlah tempat.
TRIBUNPALU.COM - Ketua Adat Papua, Lenis Kogoya buka suara terkait keadaan di Papua yang sudah mulai kondusif pasca terjadinya kerusuhan di sejumlah tempat.
Menurutnya ada dua hal yang dapat dilakukan untuk menjaga situasi kondusif di Papua.
Dua hal tersebut dibagi menjadi dua jangka waktu yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
Hal ini diucapkan Lenis Kogoya saat menjadi narasumber di acara Primetime News, Metrotv.
"Kami akan bikin jangka panjang dan jangka pendek," ujar Lenis Kogoya.
• Pemprov Sumbar Ungkap Kondisi 5.000 KK Perantau Minang saat Kerusuhan di Papua dan Papua Barat
• 250 Personel Brimob Polda Sumbar Dikirim ke Papua, Wakapolda: Penugasan Ini Secara Mendadak
Langkah jangka pendek yang harus dilakukan adalah adanya pernyataan damai dari seluruh warga Papua.
"Jangka pendek itu setiap orang Papua dimana pun berada, baik pemerintah maupun tokoh agama harus menyatakan damai dulu."
"Mari kita bersatu untuk bicarakan kedamaian dulu, hati ke hati, jangan bicara masalah mulut, media, telpon, harus datang bagaimana untuk kedamaian ini," ujarnya.
Lenis mengatakan bahwa perdamaian bisa diciptakan asal semua bisa jadi satu.
Gubernurlah yang memiliki fasilitas untuk mengumpulkan seluruh elemen pemerintah Papua.
Hal ini dimaksudkan untuk membicarakan kedamaian di Papua.
• PAPUA TERKINI - Polri Tambah 1.250 Personel ke Jayapura, Kapolda Sebut Situasi Kondusif
• 5.000 KK Perantau Minang di Papua & Papua Barat dalam Keadaan Waspada, Pemprov Sumbar Ajak Berdoa
• 4 Bule Australia Ikut Demo Papua dan Kibarkan Bendera Bintang Kejora, Imigrasi Deportasi Mereka
"Tidak ada perdamaian kalau tidak jadi satu," ujarnya.
"Perpanjangan tangan darii pemerintah pusat ini adanya di Gubernur, jadi Gubernur harus memfasilitasi bupati, TNI, Polri duduk sama-sama, baru katakan damai," sambung Lenis.
Namun hingga saat ini, Lenis berpendapat hal itu belum dilakukan oleh pemerintah Papua.
Lenis mengatakan dirinya justru mendapat serangan saat menyampaikan perdamaian di media.
