Regional
CATATAN - Lakalantas Maut Tol Cipularang, Antara Human Error dan Bahaya Laten
Kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) maut kembali terjadi di Tol Purbaleunyi, tepatnya pada KM 91 arah Jakarta, sekitar pukul 12.30 WIB, Senin (2/9/201
Tanpa disadari apa yang dilakukan sopir tersebut sangat berakibat fatal, pasalnya dengan bobot yang besar dan hanya mengandalkan deselerasi dari rem sudah tentu tidak akan bisa mengalahkan hukum fisika gaya gravitasi.
"Mobil kecil seperti kendaraan pribadi kebanyakan justru tancap gas, kalau yang truk alih-alih ingin irit maka transmisi dinetralkan, jadi kendaraan itu jalan saja cuma mengandalkan rem, harusnya saat turunan itu tuas transmisi tetap digunakan untuk menekan laju kendaraan," kata Jusri.
"Dari hasil investigasi kecil-kecilan saya bersama tim lima tahun lalu sangat banyak human error tersebut, jadi jangan dikaitkan dengan mistis, tapi meski memang di sana sangat kental.
Fokus pada masalah human error itu lebih tepat, cari faktor why-nya, kan sudah dijelaskan kalau mulainya itu akibat sebuah bus yang terpelosok, lalu berbuntut panjang," ucap dia.
Kecelakaan beruntun di Cipularang, Jawa Barat Akumulasi dari human error tersebut, menurut Jusri sejalan dengan faktor kontributor yang mana maksudnya mengarah pada kondisi lingkungan di lokasi kejadian.
Seperti kondisi jalan yang menurun yang membuat laju kendaraan bisa dipastikan cukup tinggi.
Setiap perubahan kecepatan yang ekstrem, menurut Jusri akan membuka peluang kecelakaan beruntun yang besar. Terlebih di jalur bebas hambatan seperti jalan tol.
"Faktor utamanya adalah kecepatan, diakumulasikan dengan kondisi jalan yang menurun, itu kendaraan yang larinya 100 kpj momentumnya lebih dari 100. Jadi meski mata memandang kondisinya seperti lambat, tapi dorongannya cukup berat, dari sini banyak faktor lain yang bisa dijabarkan, dari kemampuan cengkraman roda, daya pengereman, dan lain sebagainya," papar Jusri.
Kronologis Berdasarkan laporan kronologi terakhir yang disitat dari Kompas Regional, Dirgakkum Korlantas Mabes Polri Brigjen Pol Pujiyono Dulrachman, menjelaskan bila awal terjadinya insiden bermula dari kecelakaan tunggal yang dialami sebuah dump truck.
Kondisinya ada empat kendaraan yang tengah mengantre proses evakuasi truk tersebut, lalu tiba-tiba ada sebuah dump truck bermuatan tanah lain dari arah belakang yang hilang kendali karena rem blong.
Truk tersebut langsung menabrak empat kendaraan sebelumnya.
Tepat di belakang truk yang hilang kendali tersebut, ada 15 kendaran lain yang otomatis ikut terlibat dalam insiden maut hingga menyebakan kecelakaan beruntun tersebut.
Empat kendaraan diinformasikan langsung terbakar akibat kejadian tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kecelakaan di Cipularang, antara Human Error dan Bahaya Laten"