LOMBA Layang-layang Darek Apik di Kota Padang, Permainan Anak Nagari di Minangkabau
Bermain Layang-layang ternyata bukan sebatas menjadi kegemaran anak-anak, melainkan juga bagi pemuda hingga orang dewasa
Penulis: Emil Mahmud | Editor: afrizal
Untuk aturan permainan, Korik menegaskan layang layang yang diikutkan dalam pertandingan ialah layang layang darek.
Kemudian, dalam permainan posisi apik atau tambin-metral dibuat sesuai arah putaran angin.
"Peserta diberi aba aba oleh juri. Setelah hitungan ke sepuluh, tidak boleh melewati apik atau tambin. Jika layang layang lewat tambin atau apik, maka dinyatakan gugur," jelas Korik.
Dalam permainan layang layang, kata Korik, semua peserta harus saling menghormati satu sama lain. Serta diharapkan menjaga sopan santun sesama pemain.
"Panitia tidak menerima protes yang tidak mungkin dari permainan layang layang. Apapun keputusan juri tidak bisa diganggu gugat," kata Korik.

Korik menambahkan, apabila benang layang layang juara tersangkut dalam arena boleh diselamatkan atau dipanjat.
Sementara, Layang layang juara, apabila jatuh di luar arena atau batas penurunan dinyatakan gugur. Batas turun layang layang yang juara ditentukan oleh panitia.
Korik menjelaskan, layang layang peserta yang berada di depan dengan ketinggian minimal 600 meter itu dianggap sebagai pemenang.
Pemenang terdiri atas Juara I, II, III dan Harapan I.
Pantauan TribunPadang.com, tampak puluhan layang layang di lepas serentak dan dipacu untuk bisa terbang jauh dan berada paling depan sehingga bisa menjadi pemenang.
Lomba Kukur Kelapa

Terpisah sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry menggelar Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di Gampong Jalin, Jantho, Aceh Besar, 15 April sampai 30 Mei 2019.
Pengabdian tersebut diisi dengan berbagai kegiatan unggulan, satu di antaranya ‘Festival Jalin Ramadhan’, yakni perlombaan tradisional khas Aceh yang kini mulai dilupakan.
Lomba kukur kelapa (krut u) menggunakan alat kukur kelapa (geulungku) menjadi lomba yang cukup menyedot perhatian.
Masyarakat terutama ibu-ibu terlihat sangat bersemangat mengikuti ajang tersebut.
Setiap peserta membawa alat kukur kelapa dari rumahnya untuk berkompetisi di halaman meunasah setempat, lokasi perlombaan.