Tempat Kreatif Anak Bisa Jadi Solusi Menghindarkan Keterlibatan Anak Saat Kampanye Terbuka
Beberapa orang tua masih menghadirkan anak dalan acara kampanye terbuka. Para orang tua tersebut tetap membawa anaknya dengan berbagai alasan.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pada deklarasi Aliansi Alumni Perguruan Tinggi Sumatera Barat dukung pasangan capres 01 Joko Widodo dan Ma'aruf Amin, tampak sejumlah anak-anak duduk melingkar di serambi Ball Room Hotel Mercure Padang, Sabtu (6/4/2019).
Anak-anak tersebut berada di luar ruangan agar terhindar atau tidak terlibat dalam kampanye terbuka.
Hal itu diungkapkan seorang Konsultan Tumbuh Kembang Anak Jakarta, Farid Ari Fandi (40).
"Negara kita sedang melaksanakan pesta demokrasi. Situasi tersebut secara tidak sadar menyeret anak-anak ikut terlibat dalam ajang kampanye pesta demokrasi.
Sebagaimana kita tahu anak anak tidak boleh terlibat dalam kampanye politik," ungkap Farid Ari Fandi.
• Inilah Deretan Tokoh yang Hadiri Deklarasi Aliansi Alumni Perguruan Tinggi Sumatera Barat
• Aliansi Alumni Perguruan Tinggi Sumatera Barat Deklarasi Dukung Jokowi - Maruf Amin di Padang
Namun, beberapa orang tua masih menghadirkan anak dalan acara kampanye terbuka.
Para orang tua tersebut tetap membawa anaknya dengan berbagai alasan.
Oleh karena itu, kata Farid Ari Fandi, panitia berinisiatif untuk memberikan tempat kreatif anak.
Di sana orang tua bisa menitipkan anak anaknya.
Situasi ramai, katanya, membuat anak anak juga ingin merasakan euforia yang dirasakan oleh orang tuanya.
"Kita ingin menyalurkan dengan benar felling yang dirasakan oleh anak-anak. Bagaimana ia belajar yang disebut dengan partisipasi anak. Saya ajarkan simbol kenegaraan terhadap anak-anak, perkenalkan istilah nyoblos, Jokowi dan lagu-lagu anak," jelas Farid Ari Fandi.
Dengan adanya tempat kreatif anak, anak-anak punya tempat sendiri untuk bercerita sebab dikenalkan lambang negara, arti Pancasila, dan peran serta dalam bernegara.
• Danrem 032/Wirabraja Tanam Akar Wangi di Sitinjau Lauik, Sasar 11 Titik Longsor Jalan Padang-Solok
• VIDEO- HASIL Madura United vs Persebaya Surabaya, Minimal Dua Gol Tanpa Balas Harus Diraih MU
• Pebalab Moto GP Danilo Petrucci Sebut Sirkuit Argentina Tak Ramah untuk Ban, Kendala di Tikungan 6&7
"Kita ajarkan kepada mereka dunia kepemimpinan itu penting. Terutama bagaimana mereka mengisi kemerdekaan," terang Farid Ari Fandi.
Selain itu, Farid Ari Fandi pada kesempatan itu juga mengisahkan tokoh binatang seperti raja singa ketika mengisi kemerdekaan di dalam hutan kepada anak-anak.
Ia bercerita Raja singa mengundang semua binatang lain untuk berlomba.
Mereka diminta berperang dan menjaga hutan.
"Itu saya gambarkan, negara itu seperti itu," ujar Farid Ari Fandi.
Sementara itu, Pengurus Divisi Perempuan Bravo 5 Pusat Ilma Sovri Yanti Ilyas mengatakan dalam UU Perlindungan Anak sudah dinyatakan dengan tegas tidak boleh membawa anak di bawah umur saat kampanye terbuka.
Jika anak dilibatkan, kata Ilma Sovri Yanti Ilyas, hal tersebut merupakan pelanggaran hak anak.
• Omzet Bisnis Es Krim Gorengnya Capai Rp20 Juta/bulan, Siapa Sangka Yanuar hanya Belajar dari Youtube
"Jangan memanfaatkan anak untuk kepentingan apapun. Biasanya hal ini sering terabaikan oleh panitia penyelenggara. Bahkan keluargapun sering mengabaikan himbauan ini," tegas Ilma Sovri Yanti Ilyas.
Usulan tempat kreatif anak berada di serambi, kata Ilma Sovri Yanti Ilyas, seringkali tidak mendapat perhatian lebih dari orang tua.
Para orang tua khawatir anaknya akan hilang.
"Ini yang harus diedukasi kepada panitia penyelenggara dan imbauan dengan tegas kepada masyarakat, bahwa dalam hal seperti ini dalam kampanye terbuka tidak boleh melibatkan anak dalam orasi politik," kata Ilma Sovri Yanti Ilyas.
Hal tersebut membuat aktivis perlindungan anak, perlu menjemput bola untuk memberikan edukasi kepada orang tua sehingga dengan rela membiarkan anaknya berada di serambi lain.
"Kita tidak boleh membatasi anak untuk bersosialiasi dengan lingkungan yang lain. Tetapi dalam kondisi tertentu, anak tidak boleh dilibatkan. Biarkan anak-anak nyaman berada di dunianya sendiri," tutup Ilma Sovri Yanti Ilyas. (*)