Debat Ketiga

Sandiaga dan Ma'ruf Amin Beda Pemahaman tentang Stunting, Masing-masing Berikan Penjelasan

Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno, berpendapat masalah stunting adalah sesuatu yang gawat darurat karena

Editor: Emil Mahmud
KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG
Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin (dua kiri), Ketua KPU Arief Budiman (tengah), dan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno (dua kanan) menyanyikan lagu Indonesia Raya pada pembukaan debat ketiga Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019) malam. Peserta debat ketiga kali ini adalah cawapres masing-masing paslon dengan tema yang diangkat adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya. 

Kondisi ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu prevalensi balita sangat pendek sebesar 8,5 persen dan balita pendek sebesar 19 persen.

Provinsi dengan prevalensi tertinggi balita sangat pendek dan pendek pada usia 0 sampai 59 bulan tahun 2017 adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan angka di atas 40 persen, sedangkan provinsi dengan prevalensi terendah adalah Bali.

Pemerintah berhasil menurunkan angka stunting sebesar 6,4 persen dalam lima tahun ini, atau setiap tahunnya turun rata-rata sebesar 1,2 persen.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kasus balita pendek atau stunting tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat apabila angkanya di bawah 20 persen.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beda Pemahaman Stunting antara Sandiaga dan Ma'ruf Amin dalam Debat"

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved