Kisah Sherli Zulfita Anggota Tim Medis SAR Padang, Takut Melihat Mayat hingga Pernah Terbawa Mimpi
Perempuan dengan tinggi badan 165 cm ini mengaku sangat kesulitan jika harus melakukan penyelamatan di hutan dan bertemu binatang buas seperti beruang
Penulis: Merinda Faradianti | Editor: afrizal
"Di Pasaman saya nangis karena mobil yang mengangkut kami harus lewat 2 lembar papan dan itu sudah berlobang. Saya juga takut melihat mayat kadang suka terbawa mimpi," kata Sherli.
Walaupun tidak ikut dalam tugas penyelamatan korban hanya menunggu di base Sherli mengaku kadang kerepotan jika ada anggota SAR yang terluka.
Karena tim medis hanya dirinya sendiri.
Disaat yang lain Sherli sempat terpikirkan untuk berhenti bekerja karena merasa jemu dengan banyaknya musibah yang datang.
Namun, lagi-lagi ia mengubur niatnya itu karena mempunyai teman-teman dan anak-anaknya yang mendukung setiap pencapaian yang ada di hidupnya.
"Kadang terpikir ingin berhenti, anak-anak komplain kenapa belum pulang padahal sudah saatnya libur. Tapi balik lagi, di samping itu anak-anak saya mendukung kerjaan Ibunya," senyum Sherli.
Anak-anaknya yang berumur 4 dan 6 tahun sangat antusias jika mendengar cerita Sherli saat melakukan aksi penyelamatan.
• Kisah ‘Kembaran’ Prabowo di Pekanbaru, Berawal dari Postingan Foto di Medsos hingga Hebohkan Bandara
• Kisah Wanda Bocah yang Berjalan Dibantu Tangan di Padang, Tak Bisa Mendengar tapi Punya Ingatan Kuat
Sherli sebagai tim medis kadang suka lupa jika dirinya juga terluka saat penyelamatan.
"Paling sering itu luka, tapi tidak sadar kalau ada yang luka. Nanti pas di rumah atau di kantor baru sadar kalau saya juga ikutan luka," kenangnya.
Ia mengatakan sangat bangga bekerja menjadi SAR, apalagi jika saat penyelamatan korban masih hidup.
Hal tersebut menambah rasa bangga pada dirinya, walaupun sebenarnya ia dan tim lainnya mengantarkan nyawa sendiri.
Ia juga menghimbau pada masyarakat agar tidak sungkan untuk menginformasikan pada SAR Padang jika terjadi musibah karena SAR tidak memungut biaya.
"Saya sangat bangga, sebenarnya kita mengantarkan nyawa juga saat penyelamatan. Tapi kita tidak hiraukan. Paling penting adalah korban selamat, walaupun tidak semuanya. Saya juga berharap agar masyarakat tidak sungkan minta tolong pada kami karena kami tidak minta bayaran," tutupnya.(*)