Siswa SMA Negeri 5 Padang Demo Kepala Sekolah, Tak Mau Belajar Sampai Ada Keputusan Disdik

Siswa SMA Negeri 5 Padang Demo Kepala Sekolah, Tak Mau Belajar Sampai Ada Keputusan Disdik

Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
TribunPadang.com/reziazwar
SMA Negeri 5 Padang, di jalan Raya Balai Baru, Gunung Sarik, Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat. Siswa mogok belajar dan melakukan aksi demo di sekolah, Senin (11/3/2019). 

Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Siswa SMA Negeri 5 Padang menggelar demontrasi dan aksi mogok belajar, Senin (11/3/2019).

Melakukan aksi di lapangan sekolah SMA Negeri 5 Padang, siswa menuntut kepala sekolah turun dari jabatan

Mereka pun bertekad, baru belajar lagi setelah mendapatkan keputusan dari Dinas Pendidikan bahwa keinginan mereka disetujui. 

"Kalau belum turun, kami tetap akan mogok belajar. Kalau sudah dapat keputusan dari dinas, yang sudah menurunkan kepala sekolah, baru kami mulai belajar dan melakukan kegiatan seperti biasa, " kata Fiqri Nugraha, siswa Kelas XI Mipa enam, kepada TribunPadang.com.

Hal senada juga disampaikan siswa lainnya. 

"Harapannya, kepala sekolah diturunkan," sambung Rini Ramadhani Irdas, siswa kelas XI Mipa enam.

Rini menambahkan, misalkan tidak diturunkan, setidaknya kepala sekolah bisa memperbaiki kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.

8 Artis Ini Memilih Melakukan Pernikahan Secara Tertutup Demi Momen Sakral, Urutan Kedua Syahrini

Sosialisasikan Pemilu 2019, Berikut Tiga Mural yang Dilukis Seniman di Dinding KPU Sumbar

"Setidaknya, diganti kepala sekolahnya. Kakak kelas juga mendukung dalam aksi ini," tambahnya.

Fiqri Nugraha menjelaskan, aksi demontrasi dan mogok belajar yang mereka lakukan karena kurangnya perhatian yang diberikan untuk kegiatan siswa.

Perjuangan yang mereka lakukan serasa kurang dihargai.   

Siswa SMA Negeri 5 Padang Demo Kepala Sekolah, Tak Mau Belajar Sampai Ada Keputusan Disdik
Siswa SMA Negeri 5 Padang Demo Kepala Sekolah, Tak Mau Belajar Sampai Ada Keputusan Disdik (TribunPadang.com/reziazwar)

Awalnya memang ada dukungan untuk kegiatan ekskul di sekolah.

"Tapi, lama-kelamaan dari kegiatan OSIS dan pengurus-pengurus lainnya merasakan kegiatannya mulai tidak jelas," tambahnya.

Fiqri mengatakan dia merasakan perjuangan siswa tidak dilihat oleh kepala sekolah.

Padahal siswa berjuang demi nama sekolah.

"Ini aspirasi kami saja," ungkapnya.

Ia mengatakan, aksi yang dilakukan ini tidak ada anarkis.

Reaksi Siti Aisyah Saat Diputus Hakim Tak Bersalah Bunuh Kim Jong Nam, Terkejut Sekaligus Bahagia

Bank Negara Indonesia (BNI) 46 di Kota Dumai Dirampok Pagi Tadi, Pelaku Menggunakan Senjata Tajam

Mereka usahakan untuk tidak anarkis.

"Ketidakjelasan ini bukan dari kami, tapi dari Bundanya sendiri," katanya.

Dia memberi contoh saat siswa membuat sebuah acara.

Semua perencanaan sudah matang termasuk jumlah biaya dan waktu pencaiaran.

"Jauh-jauh hari sudah di ACC oleh Bunda, tapi tepat pada hari H-11 dibatalkan secara tiba-tiba, dengan alasan tidak adanya dana dan kejelasan yang pasti," katanya.

Kondisi itulah yang ia ungkit bersama siswa lainnya.

Siswa pun menyayangkan penghargaan yang didapatkan kepala sekolahnya dari pihak luar.

"Bunda di luar sekolah, dan di dinas mendapat penghargaan inovatif kemarin ini, dilihat sebagai kepala sekolah yang baik," katanya.

Tapi di dalam sekolah baginya tidak seperti itu.

Kepala sekolah tidak pantas mendapaktkan penghargaan tersebut.

Pria Belumuran Darah Ditemukan di Padang, Tertulis Sebuah Nama dan Ojek 133 Tunggul Hitam di Rompi

Dokter Ini Sebut Pelaku LGBT di Sumbar Suka ‘Main’ di Kuburan dan Sungai, Alasannya Lebih Aman

"Kami di sini ditekan, seperti anak Tari, dan anak palang merah remaja (PMR). Saat anak PMR pergi lomba, tidak didanai, uang makan tidak ada, dan ketika sudah bawa sembilan piala juara umum. Bunda ikut foto-foto," katanya.

Siswa SMA Negeri 5 Padang lakukan demo terhadap kepala sekolahnya, pada pagi setelah upacara bendera di lapangan dalam sekolah, Senin (11/3/2019).

Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Padang, Yeni Putri ketika dikonfirmasi menuturkan tadi pagi setelah dirinya datang masih tetap salaman dengan anak-anak.

Saat upacara bendera pun berjalan dengan lancar.

Setelah upacara ia langsung ke ruangan komputer.

Namun siswa sudah bersorak di lapangan upacara dengan membawa spanduk.

"Katanya mereka tidak senang dengan Bunda. Karena aspirasi mereka tidak tersalurkan. Contoh uang komite yang tidak transparan, dan tiap pergi lomba tidak ada uangnya," katanya.

Yeni Putri menuturkan ia dapat konfirmasi mengenai uang komite SMA Negeri 5 Padang sudah tidak ada pemungutan sejak Juli sampai Desember.

"Karena sekolah tidak kuat Undang-undangnya untuk melakukan pemungutan, tapi uang komite, tentu orang komite yang mengelola," katanya.

Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Padang, Yeni Putri
Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Padang, Yeni Putri (TribunPadang.com/reziazwar)

Pesawat Wings Air Tujuan Mamuju-Makasar Nomor Penerbangan WON1303, Saat Hendak Terbang Ban Kempes

Lokasi Pacuan Kuda Terancam Ditutup Gara-gara Kuda, Kok Bisa? 

Antara komite sekolah dengan orangtua siswa belum menemukan kata setuju sehingga belum melakukan pemungutan apa-apa.

"Disaat anak-anak lomba dan minta uang ke Bunda, kata Bunda kita gak punya uang. Kalau juga ingin lomba, tentu kita tidak punya uang," katanya.

Saat diberitahu kondisi tersebut, Yeni Putri mengatakan siswa setuju dibayar orang tua.

"Dan kalau setuju, mana surat persetujuan orang tuanya. Baru ada surat izin dikeluarkan untuk ikut lomba,"

Ia mengatakan, tentang LPI juga sudah ia jelaskan, kalau uang sekolah tidak ada, bagaimana mau lomba, uangnya banyak.

"Dan, mereka mengatakan mereka setuju menggunakan dana orang tua," katanya.

Ditambahkannya saat mereka juara satu, dirinya traktir anak-anak itu dengan uang pribadi.

"Sekarang kita lihat verifikasi dari Dinas Pendidikan nanti, bagaimana ke depannya akan masalah ini," ujarnya.

Ia mengatakan, yang penting ia tidak berbuat, tidak melakukan korupsi, dan selalu mendukung kegiatan anak-anaknya.

"Soal akademik bunda latih mereka dengan biaya Rp 18 juta lebih sekitar empat orang. Bunda latih setiap hari, dan guru-guru juga melatihnya di pustaka setiap hari," katanya.

Ia mengatakan, kalau akademik belajar, guru-guru masuk mengajar semuanya, dan ia selalu mendukung anak-anak, agar lebih maju lagi.

"Menunggu hasil verifikasi dari pihak dinas, proses belajar tetap berjalan dahulu, dan Buk Yeni tetap kepala sekolahnya dulu," ungkapnya.

Yeni Putri  menuturkan ia tetap melakukan aktivitas seperti biasa.

Kalau ada muridnya tidak mau belajar, itu berarti ia tidak berhasil mendidik karakter muridnya.

"Jadi, kita tegaskan saja siapa yang mau belajar dan siapa yang tidak mau," katanya.

Apa yang dikatakan siswa itu, tegas dibantah Yeni Putri tidak benar.

"Buktinya ada Bunda dukung semuanya. Setiap ada lomba Bunda ACC, dengan melaporkannya ke pihak komite," katanya.

Ia juga menjelaskan, untuk dana BOS, jika kegiatan di luar sekolah tidak boleh digunakan.

Dana BOS itu digunakan di dalam sekolah misalnya pembinaan, dan pelatihan-pelatihan.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved