Gempa Sumbar

Update Gempa Sumbar: 61 Orang Luka, 479 Rumah Rusak, Kerugian Materil Rp25,6 Miliar

Korban luka, rumah rusak, dan kerugian materil akibat gempa 5,3 SR yang mengguncang Solok Selatan, Sumbar pada Kamis (28/2/2019), terus bertambah.

Penulis: Saridal Maijar | Editor: Saridal Maijar
BPBD Sumbar
Satu unit rumah warga di Solok Selatan, Sumbar, mengalami rusak berat akibat gempa pada Kamis (28/2/2019) pagi. 

Rumainur menjelaskan, selain bangunan rumah masyarakat, terdata juga sebanyak 15 unit fasilitas umum yang rusak.

Antara lain, 7 unit sekolah, 3 rumah ibadah, 3 sarana kesehatan, 1 kantor dan 1 lagi bangunan kios.

Dalam hal pemulihan pascabencana ini, kata Rumainur, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan sudah menetapkan status tanggap darurat di tiga kecamatan yang terdampak.

Siaga darurat dimulai sejak 28 Februari, dan berakhir hingga 14 Maret mendatang.

Dinding rumah warga di Solok Selatan roboh usai diguncang gempa berkekuatan 5,3 SR pada Kamis (28/2/2019) pagi.
Dinding rumah warga di Solok Selatan roboh usai diguncang gempa berkekuatan 5,3 SR pada Kamis (28/2/2019) pagi. (BPBD Sumbar)

Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (28/2/2019), Solok Selatan diguncang gempa sebanyak lima kali.

Gempa pertama terjadi pada pukul 01.55 WIB berkekuatan 4,2 SR.

Kedua pukul 02.44 WIB berkekuaran 4,3 SR.

Kemudian pukul 06.27 WIB berkekuatan 5,3 SR.

Gempa pada pukul 06.27 WIB ini, mengakibatkan banyak kerusakan bangunan dan korban luka di Solok Selatan.

Setelah gempa 5,3 SR, tercatat dua gempa susulan.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang, Irwan Slamet menjelaskan, gempa susulan pertama terjadi pada pukul 07.08 WIB.

“Gempa pukul 07.08 WIB tersebut berkekuatan 3,4 SR,” kata Irwan Slamet kepada TribunPadang.com, Kamis sore.

Lokasinya berada di 1,53 LS, 101,71 BT, 55 km tenggara Solok Selatan. Pusat gempa berada di kedalaman 27 km.

Gempa susulan kedua, lanjut Irwan Slamet, terjadi pada pukul 11.44 WIB.

Gempa tersebut berkekuatan 3,3 SR. Lokasinya 1,52 LS, 101,58 BT. Pusat gempa berada 38 km tenggara Solok Selatan, di kedalaman 5 km.

BMKG sempat mengklarifikasi terkait pusat dan kekuatan gempa yang terjadi di Sumbar pada Kamis (29/2/2019) pukul 06.27 WIB.

Warga mengungsi ke lapangan usai gempa guncang Solok Selatan, Kamis (28/2/2019)
Warga mengungsi ke lapangan usai gempa guncang Solok Selatan, Kamis (28/2/2019) (Ist/HumaspemprovSumbar)

Sebelumnya BMKG menginformasikan bahwa pusat gempa berada di Kabupaten Pasaman dengan kekuatan 5,6 SR.

Kemudian dari hasil pemutakhiran, ternyata pusat gempa berada di Solok Selatan dengan kekuatan 5,3 SR.

Irwan Slamet mengatakan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT.

Lokasi tepatnya ada di darat pada jarak 36 km arah timur laut Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumbar pada kedalaman 10 km.

“Koordinat epic sudah betul. Acuan kota ada kekeliruan, karena pemilihan daerah terdekat dilakukan komputer secara otomatis,” kata Irwan kepada TribunPadang.com.

Irwan Slamet juga menyebut, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, merupakan jenis gempa bumi tektonik kerak dangkal.

Ini terjadi akibat aktivitas Zona Sesar Sumatera, tepatnya pada pertemuan segmen Suliti-Siulak.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar mendatar.

Menurut informasi dirasakan dari masyarakat, dampak gempa dirasakan di daerah Solok Selatan IV MMI, Padang III-IV MMI, Painan dan Padang Panjang II-III MMI, Payakumbuh 50 Kota II MMI, Kepahyang I MMI.

Berdasarkan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), beginilah gambaran keadaan yang dirasakan seseorang terhadap guncangan gempa, dikutip dari situs BMKG:

I MMI

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang

II MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

III MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

IV MMI

Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

V MMI

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI

Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

VII MMI

Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

VIII MMI

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

IX MMI

Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.

X MMI

Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

XI MMI

Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.

XII MMI

Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved