Padang
Popok Bayi dan Busa Sampah Paling Bahaya, Butuh Waktu 200 Tahun Supaya Terurai
Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang tak hanya gencar membersihkan sampah di daratan kota saja namun juga gencar membersihkan sampah yang ada di peraira
Penulis: Merinda Faradianti | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan Tribunpadang.com, Merinda Faradianti
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang tak hanya gencar membersihkan sampah di daratan kota saja namun juga gencar membersihkan sampah yang ada di perairan.
Kabid PSDK Pengolahan Sampah dan Kebersihan Kota Padang Deni Harzandi, mengatakan di pintu muara terdapat kapal-kapal yang bertugas membersihkan sampah yang mengapung.
"Kapal dengan panjang 11,5 meter yang terdapat di pintu-pintu muara bertugas memunguti sampah yang terapung," kata Deni pada Tribunpadang.com, Rabu (10/4/2019).
• Mobil Dinas Wali Kota Padang Uji Emisi, Mahyeldi: Semua Kendaraan Bermotor Harus Melakukannya
• Sampah di Padang Mencapai 512 Ton Sehari, Diangkut 83 Armada ke TPA Air Dingin
• PROMO Paket Internet IM3, Unlimited Akses Internet, Youtube dan Instagram 24 Jam, Hanya Rp100 Ribu
Kapal-kapal tersebut berada di Sungai Batang Arau, Muara dekat Gor H Agus Salim, kemudian di Muaro Panjalinan.
Selain membersihkan sampah di muara, Deni dan anggotanya juga melakukan sosialisasi pada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai.
"Kami sudah sering melakukan sosialisasi ke masyarakat di sana. Kami mengatakan sampah-sampah rumah tangga itu dikumpulkan satu titip nanti anggota saya yang mengangkutnya," lanjut Deni.
• Jadwal Kompetisi Liga 1 2019 Mulai 8 Mei, Berikut Draft Persija, Persib, Persebaya, dan Arema FC
• Rakor Kepala Daerah se Sumbar di Padang, Gubernur Harapkan Semua Bupati/Wali Kota Bisa Hadir
• JADWAL LIGA CHAMPIONS Malam Ini,Manchester United vs Barcelona Live RCTI ,Ajax Amsterdam vs Juventus
Kabid PSDK Pengolahan Sampah dan Kebersihan Kota Padang tersebut menerangkan sampah popok bayi dan busa adalah sampah yang paling mengerikan.
"Popok bayi dan busa itu sangat mengerikan. Sampah tersebut tidak akan terurai selama 200 tahun. Jika dibakar akan membuat ozon menipis," ujarnya.
• Rakor Kepala Daerah se Sumbar di Padang, Gubernur Harapkan Semua Bupati/Wali Kota Bisa Hadir
• Mobil Pribadi dan Plat Merah Disetop Petugas DLH Padang di Makam Pahlawan, Knalpotnya Diperiksa
• Padang Rawan Bencana, Mahyeldi Minta PMI Kota Padang Siapkan Personel yang Tangguh
Katanya lagi, popok yang digunakan seorang bayi menghasilkan sampah 15 gram sampah.
Popok bayi dan busa tidak dapat terurai karena terbuat dari zat kimia cair yang dipanaskan.
Zat kimia cair tersebut dimasukkan ke dalam oven kemudian dipanaskan.
"Sampah jenis popok dan busa harus dihancurkan dengan alat khusus. Tapi Padang belum punya. Jadi, sampah-sampah popok dan busa kami tumpuk di TPA Zona C," ucapnya.
• 4G Plus Kuat Indosat Ooredoo Hadir di 105 Kecamatan di Sumbar, Nikmati Streaming Tanpa Buffering
• 5 Fakta Penyerang Persija Jakarta Terseret Kasus Pelecehan Seksual, Bisakah Marko Simic Kembali?
• VIDEO- Siaran Langsung Indosiar LIDA 2019 Top 12 Grup 1 Malam Ini, Ada Alif, Beni, Kiki dan Puput
Deni Harzandi melanjutkan bahwa ia dan anggotanya sangat mengawasi Zona C di TPA Air Dingin karena jika masyarakat setempat membakar sampah tersebut maka ozon akan semakin menipis.
Kabid PSDK Pengolahan Sampah dan Kebersihan Kota Padang juga mengharapkan masyarakat dapat memilah sampah-sampah mulai dari rumah tangga sendiri.
"Kami berharap Padang akan mendapat Adipura kembali. Selain itu kami juga berharap agar masyarakat sadar bahwa jangan membuang sampah disembarang tempat.
• PROMO Traveloka, Diskon Tiket Pesawat Berbagai Maskapai hingga Rp1 Juta, Berlaku Sampai Lusa
• Jadwal Bioskop di Padang Rabu 10 April 2019, Film HELLBOY Tayang Perdana, Masih Ada My Stupid Boss 2
• SIARAN LANGSUNG LIDA Liga Dangdut Indonesia 2019 Top 12 Grup 1 Malam Ini, Siapa yang Tersenggol?
Sesuai dengan Pepres No 79 Tahun 2017, masyarakat dari rumah tangga sudah memilah sampah dari rumah tangga masing-masing. Selaij itu kami juga menganjurkan untuk mengurangi penggunaan kantong kresek. Karena jumlahnya jutaan lembar perhari," tutup Deni.
(*)