Berdasarkan Data AJI, Kebebasan Pers Indonesia di Posisi 124 dari 180 Negara, di Bawah Timor Leste
Tingginya angka kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia bisa berdampak pada tingkat kepercayaan dunia Internasional kepada Indonesia.
lihat foto
TRIBUNPADANG.COM - Tingginya angka kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia bisa berdampak pada tingkat kepercayaan dunia Internasional kepada Indonesia.
Hal itu diungkapkan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Asnil Bambani saat diskusi AJI Jakarta dan LBH Pers bertema “Intimidasi Jurnalis, Cederai Demokrasi” di sekretariat AJI Jakarta, Pancoran, Jakarta Selatan pada Minggu (3/3/2019).
"Ketika Indeks Kebebasan Pers di Indonesia semakin melorot, kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia juga akan luntur. Indonesia akan dipandang sebelah mata," kata Asnil.
• VIDEO - Link Live Streaming Indosiar Arema FC vs Barito Putera, Ricky Kayame Peluang Besar Main
• Ular Piton Ikut Penerbangan Sejauh 15.000 Kilometer dari Australia ke Skotlandia
Asnil Bambani mengatakan, berdasarkan data AJI, dalam hal kebebasan pers saat ini Indonesia ada di posisi 124 dari 180 negara.
"Kita di bawah Timor Leste. Timor Leste itu di posisi 93. Artinya kita di bawah Timor Leste. Kita tahu Timor Leste adalah bekas provinsi ke-27 Indonesia," kata Asnil.
Ia mengatakan, jika angka kekerasan terhadap jurnalis terus naik, maka proses demokrasi di Indonesia akan dianggap cedera.
"Bukan tidak mungkin di 2019 ini kita akan terpuruk lagi. Apalagi kemudian kasus-kasus ini tidak ada yang sampai kepada proses pengadilan," kata Asnil.
Untuk itu, ia meminta kepolisian untuk mengusut tuntas aksi kekerasan terhadap jurnalis Detik.com dan Suara.com pada saat acara Munajat 212 di Monas, Jakarta Pusat pada Kamis (21/2/2019).
"Oleh karena itu kita minta kepolisian, tindak kasus ini, seret pelakunya ke pengadilan," kata Asnil usai diskusi.
