3. Menciptakan Ruang Belajar yang Inklusif
Pendekatan CRT menginspirasi guru untuk lebih adaptif dalam menyusun materi ajar yang relevan dengan kehidupan siswa. Seorang peserta mengaku terdorong untuk memasukkan nilai-nilai budaya lokal ke dalam pembelajaran, agar siswa merasa dihargai dan lebih terlibat secara emosional.
“Saya memahami bahwa keberagaman adalah kekuatan. CRT membantu saya menciptakan suasana kelas di mana semua siswa merasa dilibatkan. Ini akan membangun hubungan yang lebih erat antara guru dan murid,” ungkapnya.
Poin-Poin Kunci dalam Penerapan CRT:
Memahami identitas budaya siswa: Penting bagi guru untuk mengenal latar belakang siswa dan menyesuaikan pendekatan belajar.
Meningkatkan keterlibatan peserta didik: Materi yang relevan dengan kehidupan siswa mendorong partisipasi aktif.
Sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila: CRT mendukung penguatan nilai gotong royong dan toleransi.
Mengembangkan kesadaran kritis: Guru diharapkan terus berefleksi dan siap melakukan perubahan demi pembelajaran yang lebih inklusif.
Melalui pendekatan Culturally Responsive Teaching, guru tidak hanya menyampaikan materi akademis, tetapi juga membentuk lingkungan yang menghargai perbedaan dan memperkuat identitas peserta didik. Refleksi ini menjadi langkah awal menuju praktik pendidikan yang lebih adil dan bermakna.