Pembelajaran Sosial Emosional merupakan pemahaman yang penting tentang bagaimana keterampilan sosial emosional yang penting dalam pengembangan diri ataupun lingkungan, serta dapat meningkatkan kualitas diri terhadap penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui proses pembelajaran di kelas.
Alternatif Jawaban:
Pengalaman berlatih keterampilan sosial emosional (PSE) adalah sebuah proses yang melibatkan kesadaran diri dan interaksi dengan orang lain. Salah satu keterampilan PSE yang penting adalah kesadaran diri, yang meliputi kemampuan untuk mengenali perasaan, memahami dampaknya, dan mengelolanya secara efektif.
Saat saya pertama kali melatih kesadaran diri, saya merasakan campuran antara refleksi diri yang mendalam dan tantangan dalam mengontrol emosi di situasi tertentu. Awalnya, mungkin terasa sulit, terutama ketika menghadapi situasi yang memicu stres atau frustrasi. Namun, dengan latihan konsisten seperti meditasi singkat atau teknik pernapasan dalam, saya mampu lebih sadar terhadap emosi saya, memungkinkan saya untuk merespon dengan cara yang lebih positif dan bijaksana.
Dalam mengimplementasikan PSE ke dalam pembelajaran di kelas, strategi yang efektif adalah integrasi yang natural ke dalam struktur pembelajaran. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan antara lain:
1. Pembukaan pembelajaran yang hangat:
Dimulai dengan aktivitas yang mendorong rasa aman dan keterhubungan antar siswa. Misalnya, memulai hari dengan berbagi cerita atau refleksi singkat mengenai perasaan atau pengalaman siswa.
Guru bisa memulai dengan menyapa setiap siswa secara personal, memberikan apresiasi kecil, atau memulai dengan “ice-breaker” yang mengajak semua terlibat aktif.
2. Kegiatan belajar yang menantang dan berpusat pada peserta didik:
Tugas yang dirancang harus memberi ruang bagi siswa untuk bekerja sama, berpikir kritis, dan saling mendukung satu sama lain.
Aktivitas yang mendorong kolaborasi tim dan problem solving sangat membantu dalam melatih keterampilan sosial, seperti mendengarkan aktif dan berkomunikasi secara efektif.
Guru bisa memberikan tantangan yang memerlukan siswa untuk berdiskusi atau memecahkan masalah bersama, dengan bimbingan yang memadai agar proses belajar tetap berpusat pada siswa.
3. Penutupan yang optimistik:
Guru menutup pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari dan bagaimana mereka merasa berhasil. Penutupan bisa dilakukan dengan afirmasi positif, seperti menyampaikan harapan atau perasaan bangga atas upaya siswa.
Mengajak siswa untuk membuat komitmen kecil atau rencana untuk hari esok bisa memberikan kesan positif dan optimis menjelang penutupan. Dengan menggabungkan komponen-komponen ini, pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif, di mana keterampilan sosial emosional tidak hanya dilatih sebagai aspek terpisah, tetapi menjadi bagian dari pengalaman belajar sehari-hari.
*) Disclaimer: Contoh jawaban dalam artikel ini hanya sebagai referensi bapak/ibu guru untuk menjawab pertanyaan terkait di Platform Merdeka Mengajar.
Bapak/ibu guru dapat memodifikasi jawaban sesuai dengan pengalaman atau kondisi yang terjadi.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)