Kata dia, sampah-sampah ini tidak terlalu mengganggu bagi nelayan setempat yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan setiap harinya.
Akan tetapi, menjadi sangat mengganggu bagi pedagang dan pengunjung wisata pantai di kawasan Pantai Muaro Lasak, Kota Padang.
"Orang yang datang akan merasa tidak enak, karena pantainya kumuh dan penuh dengan sampah. Akan meninggalkan kesan buruk bagi wisatawan yang datang," katanya.
Selain itu, kejadian ini juga ada menjadi berkah oleh segelintir orang yang memanfaatkannya untuk mendapatkan uang dengan mencari barang-barang yang dapat dijual kembali.
"Setiap kemunculan sampah yang menumpuk, akan ada beberapa orang yang memanfaatkan waktu tersebut mencari botol-botol plastik atau bekas minuman kaleng untuk dijual kembali. Pada pagi hari akan banyak dilihat," sebuntya.
Baca juga: Jelang Hari Pahlawan, Srikandi PLN Kunjungi Lokasi Pengolahan Sampah MinaGot Sumbar
Alinis menyebutkan banyak yang memanfaatkannya, karena kalau mencari barang-barang bekas yang bisa dijual kembali di jalan-jalan atau tempat sampah akan membutuhkan waktu yang lama.
Sedangkan, di kawasan pantai yang sedang dipenuhi sampah akan lebih mudah dan barang bekas tersebut cukup banyak.
"Kadang kalau sudah terlalu parah, biasanya pemerintah akan ada mengerahkan alat berat untuk mengeruk sampah ini untuk dibawa ke truk-truk sampah. Namun, hingga hari ini belum ada terlihat," pungkasnya. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)