TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Mengantisipasi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi hingga awal 2025, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang rutin melakukan pemeliharaan dan pemangkasan pohon pelindung.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi risiko pohon tumbang akibat angin kencang yang bisa membahayakan pengguna jalan.
Cuaca ekstrem ini juga diiringi peningkatan kecepatan angin, sehingga berpotensi terjadinya pohon tumbang.
Agar tidak memakan korban, DLH Kota Padang secara rutin melakukan pemeliharaan pohon pelindung di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
"Jadi, kita di Pemerintahan Kota Padang memang sedang melakukan giat melakukan pemeliharaan pohon pelindung. Untuk saat ini, yang utama adalah pengamanan terhadap pengguna jalan," ujar Kepala DLH Kota Padang, Fadelan Fitra Masta, Kamis (7/11/2024).
Baca juga: Menteri Ketenagakerjaan Yassierli Tiba di Padang, Hadiri Pemakaman Ayahnya ke Tanah Datar Sumbar
Oleh karena itu, untuk dahan pohon yang sudah mengalami pelapukan, atau dahan pohon yang berpotensi patah saat angin kencang, dan pohon itulah yang diutamakan untuk dipangkas oleh DLH Kota Padang.
"Saat ini, kita ada tim yang sedang bertugas untuk melakukan pemeliharaan pohon. Ketiganya diprioritaskan untuk memangkas pohon-pohon pelindung yang ada di jalan utama Kota Padang, Sumbar. Itulah yang diutamakan saat ini, selain tugas utama," ujarnya.
Fadelan Fitra Masta menyebutkan untuk kegiatan pemeliharaan ini sudah dilakukan sejak awal tahun 2024, dan terus berlanjut sampai hari ini. Saat ini sudah bisa dilihat hasilnya, adanya pohon-pohon utama yang sudah dipangkas di jalan utama Kota Padang.
"Hampir semuanya sudah dilakukan pemangkasan, saat ini hanya tinggal sisanya. Hari ini tim kita melakukan pemangkasan pohon yang ada di kawasan jalan Banda Bakali, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumbar," sebutnya.
Dikatakannya, untuk petugas bekerja setiap hari dan tidak ada habisnya, pohon pelindung yang ada di jalan kota ada sebanyak 24 ribu batang. Artinya, pekerjaan pemeliharaan ini tidak ada habisnya, setelah selesai semuanya dan akan diulang dari pohon yang awal.
Baca juga: Lirik Sholawat Anta Nurullahi Fajran Lengkap Latin dan Artinya
"Selain pemangkasan pohon, kita juga melakukan penanaman pohon baru. Hal itu karena kita berkaca dari penilaian Adipura, selain kebersihan dinilai juga terkait keteduhannya," katanya.
Kata dia, untuk pohon-pohon pelindung yang sudah rusak dan perlu ditebang, akan diganti dengan yang baru. Jalan-jalan yang gersang akan ditanam pohon pelindungnya.
"Untuk penanam yang terbaru dilakukan berada di kawasan Jalan Damar, Jalan Belakang Olo, dan Jalan M Yamin, Kota Padang, Sumbar. Jenisnya pohon tanjung dan tabebuya
Tabebuya ditanam agar mempercantik kota. Sedangkan untuk kawasan yang hanya membutuhkan keteduhan ditanam pohon tanjung, dan sifat akarnya tidak merusak.
"Untuk kekuatannya untuk pohon tanjung bagus, sedangkan untuk pohon yang lemah adalah tanaman pohon lindung yang ada di sisi kiri dan kanan Jalan By Pass, Kota Padang, Sumbar," kata Fadelan Fitra Masta.
Baca juga: Pohon Tumbang Timpa Pengendara di Padang Sumbar, Korban Seorang Mahasiswa Alami Luka-luka
Sebelumnya, diberitakan wilayah Indonesia diperkirakan akan dilanda cuaca ekstrem, BMKG ingatkan masyarakat untuk waspada termasuk yang tinggal di jalur-jalur aliran sungai Gunung Marapi akan adanya bencana galodo.
"Iya, memang saat ini sebagian wilayah Indonesia memasuki awal musim hujan. Termasuk juga di wilayah di Provinsi Sumatera Barat," kata Kepala BMKG BIM, Desindra Deddy Kurniawan.
Khusus untuk wilayah Sumatera Barat, sebenarnya sudah memasuki musim hujan saat ini, sehingga di beberapa wilayah curah hujannya cukup signifikan.
"Kemudian, memang siaran pers dari BMKG memang di akhir tahun 2024, adanya fenomena La Nina," ujarnya.
Desindra Deddy Kurniawan menyampaikan fenomena La Nina sebenarnya tidak terjadi di Indonesia, akan tetapi terjadi di Samudera Pasifik ekuator bagian tengah.
Baca juga: POPULER PADANG: Anak Terseret Ombak Ditemukan Meninggal dan 35 Pohon Tumbang saat Cuaca Ekstrem
Namun, kata dia, untuk dampak dari fenomena La Nina tersebut sampai ke Indonesia, yaitu dengan adanya peningkatan curah hujan.
"Sebetulnya, tidak semua wilayah di Indonesia terdampak fenomena La Nina, apalagi Sumatera Barat itu kan sebagian besar wilayahnya tidak mengenal musim kemarau," ujarnya.
Dikatakannya, dengan adanya fenomena La Nina ini, sebagian wilayah Indonesia akan mendapatkan peningkatan curah hujan.
"Jadi musim hujan ditambah La Nina atau peningkatan curah hujan," kata Desindra Deddy Kurniawan.
Dikarenakan Sumatera Barat sudah masuk di awal musim hujan, sehingga sampai akhir tahun 2024 berpotensi cuaca ekstrem.
"Potensi cuaca ekstrem tidak hanya hujan lebat atau hujan ekstrem, tetapi juga adanya peningkatan kecepatan angin," sebutnya.
Baca juga: Pohon Tumbang di Jalan Perintis Kemerdekaan Padang, Timpa Kabel dan Hambat Akses Lalu Lintas
Desindra Deddy Kurniawan menjelaskan adanya juga angin kencang, petir, hujan es, dan puting beliung yang masuk kategori cuaca ekstrem. Hal itulah yang harus diwaspadai di masa musim penghujan ini.
Jadi untuk masyarakat saat memasuki musim penghujan ini, diharapkan untuk selalu waspada.
Diminta untuk selalu update informasi dari BMKG yang sudah disediakan di berbagai macam kanai dan bisa di cek melalui gawai masing-masing.
"Masyarakat hendaknya mengenali wilayah dimana tempat mereka tinggal," kata Desindra Deddy Kurniawan.
Jika masyarakat berada di daerah dataran tinggi, waspada terhadap adanya pergerakan tanah atau longsor.
Baca juga: Mapala UMSB Berhasil Budidayakan Pohon Andalas, Tumbuhan Endemik Sumbar yang Kini Jarang Ditemui
Kemudian masyarakat yang ada di jalur aliran sungai Marapi juga harus waspada terkait dengan adanya galodo.
Kemudian masyarakat yang berada di bantaran sungai juga harus waspada terkait dengan banjir bandang dan sebagainya.
"Untuk angin kencang diharapkan waspada terhadap pohon tumbang," sebut Desindra Deddy Kurniawan.
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sumbar, Ilham Wahab, mengatakan bahwa laporan cuaca berdasarkan laporan BMKG memang masih adanya potensi atau kemungkinan hujan lebat di beberapa wilayah di Sumatera Barat.
"Tentu kita sikapi saja semua ini, bagaimana kita bisa hidup berdampingan dengan ancaman yang ada," pungkasnya. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)