Dukun Cabul di Lima Puluh Kota

Modus Dukun Cabul di Lima Puluh Kota, Ajak Korban Meditasi Hilangkan Penyakit Lalu Dicabuli

Aksi pencabulan yang dilakukan oleh seorang dukun berinisial AL (48) di Jorong Katinggian, Nagari Sarilamak, Kabupaten Lima Puluh Kota berawal dari ..

|
Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa
Pelaku AL saat diamankan ke Mapolres Limapuluh Kota, Minggu (6/10/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, LIMA PULUH KOTA - Aksi pencabulan yang dilakukan oleh seorang dukun berinisial AL (48) di Jorong Katinggian, Nagari Sarilamak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar) berawal dari korban yang hendak mengobati penyakitnya pada bulan Juli 2024 lalu.

Kasat Reskrim Polres Lima Puluh Kota, AKP Hendra mengatakan, kejadian berawal dari seorang wanita berinisial U bersama suaminya yang merupakan warga Payakumbuh Utara, Kota Payakumbuh mendatangi pelaku dan mengaku sedang dalam kondisi sakit.

Saat bertemu tersebut, U bersama suaminya meminta agar pelaku bisa menerawang dan menyembuhkan sakit di bagian perut yang dialaminya setelah sekian lama.

Selanjutnya, kata Hendra, setelah diperiksa, pelaku mengatakan jika korban sedang terkena santet dari seseorang. Adapun media santet yang dikirimkan orang kepada korban berupa makhluk halus sejenis Genderuwo.

"Pelaku menawarkan beberapa cara pengobatan agar korban terbebas dari santet, yaitu dengan cara bermeditasi sambil melakukan hubungan badan dengan Genderuwo di tepian sungai pada tengah malam," katanya.

Namun, karena merasa takut, korban mengatakan menolak dan takut jika harus berhubungan dengan Genderowo.

Karena ditolak, pelaku pun melakukan modus lainnya dengan mengatakan bermeditasi dengan ditemani, sekaligus berhubungan badan dengan pelaku.

Baca juga: Polisi Tangkap Dukun Cabul di Lima Puluh Kota, Ngaku Punya Ilmu Supranatural dan Bisa Obati Penyakit

"Pelaku menyebutkan jika sembuh dari pengaruh santet, maka tidak ada cara lain selain melakukan hubungan layaknya suami istri dengannya. Jika tidak dilakukan, maka sakit yang dirasakan oleh korban tidak hanya terjadi kepada dirinya saja, akan tetapi juga menular ke tubuh suaminya," ujar Hendra

Karena semakin takut, korban pun dengan terpaksa menyetujui permintaan pelau dengan syarat sang suami tidak boleh mengetahui.

Selanjutnya, pada waktu yang telah ditentukan, korban kemudian melakukan ritual yang telah ditetapkan oleh pelaku. Tapi, suami korban bersama adiknya yang ikut mengantarkan korban tidak boleh ikut ke lokasi meditasi.

Kepada suami dan adiknya, pelaku meminta dan menyuruh agar menunggu di atas ketinggian sungai di bawah pohon beringin sambil memegang sebutir telur untuk bersemedi meminta kesembuhan terhadap korban.

Suami korban yang terlanjur percaya dengan ucapan pelaku, lalu ia bersama adiknya bermeditasi di lokasi yang telah ditentukan pelaku.

Sementara itu, saat berada di tepi sungai korban disuruh duduk samping pelaku untuk menemaninya.

Awalnya korban sempat ragu dan ingin membatalkan proses meditasi sambil berhubungan badan dengan pelaku. Namun kembali pelaku mengatakan jika dibatalkan maka pengaruh santet semakin berbahaya dan menimbulkan kematian bagi dirinya dan suaminya.

Karena pasrah, korban pun menuruti segala perintah pelaku hingga melakukan hubungan suami istri.

Selang beberapa lama, korban merasa penyakit yang dideritanya tidak sembuh. Korban pun merasa ditipu oleh pelaku selama berbulan-bulan.

Selanjutnya, korban pun menceritakan kejadian tersebut kepada suaminya. Suaminya pun marah dan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Lima Puluh Kota.

_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved