TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Talkshow Dadiah, Yoghurt of Minangkabau, hadirkan berbagai narasumber lintas sektor di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (16/12/2023) di Rajo Corner, Kota Padang.
Rangkaian Festival Kuliner Minangkabau ini merupakan gelar karya sekaligus pertanggungjawaban terbuka disertasi karya seni Promosi Doktor Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Surakarta, Robby Usman.
Robby Usman merupakan Wakil Dekan II Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Putra Indonesia Yayasan Perguruan Tinggi Komputer (UPI YPTK)
Narasumber yang dihadirkan, yakni Firman, produsen Dadiah di Aia Dingin Kabupaten Solok.
Baca juga: Festival Kuliner Minangkabau Hadir di Rajo Corner Padang, Branding Dadiah ke Masyarakat
Mak Katik sebagai budayawan Minangkabau, Helmizar selaku Ahli Gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Andalas (Unand), dan Syawiani Affandi dari Dinas Perindag Kabupaten Solok.
Talkshow ini juga disiarkan secara live streaming di youtube ISI Surakarta.
Robby Usman bertindak langsung sebagai moderator talkshow.
Diketahui, dadiah ialah makanan khas Minangkabau yang terbuat dari fermenntasi susu kerbau dengan bentuk mirip dengan yoghurt dan menggunakan bambu sebagai kemasan atau tempatnya.
Firman mengaku usaha dadiah merupakan usaha orang tuanya, hingga ia bisa lulus sarjana di Universitas Islam Indonesia (UIN) Imam Bonjol Kota Padang.
Menurutnya, usaha dadiah Aia Dingin, Kabupaten Solok ini jarang diminati generasi muda, karena susah mendapatkannya.
Serta harus memastikan kerbau kenyang, terawat, baik siang maupun malam.
"Tahun 2019 kami berusaha menjadikan dadiah ini jadi warisan budaya tak benda, bersama dinas kami kaji kenapa namanya dadiah, gizi, dan budayanya," ujarnya.
Beruntung, dadiah dari Nagari Aia Dingin, Kabupaten Solok diakui menjadi warisan budaya tak benda (WBTb) pada tahun 2021.
Kesempatan yang sama, Mak Katik mengaku dadiah ialah makanan kecilnya.
Saat kecil sangat banyak peternak kerbau yang juga membuat dadiah di kampungnya.