Berita Populer Sumbar

POPULER SUMBAR: 86 Titik Api Terpantau Satelit dan Ada 2 Kasus Perundungan di Pariaman

Editor: Mona Triana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Area perbukitan di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tampak diselimuti kabut asap. Foto dijepret dari pinggir jalan Banjir Kanal Banda Kali, Jumat (29/9/2023).

"Berdasarkan pengamatan di Stasiun Meteorologi Minangkabau jarak pandang mendatar juga terjadi penurunan dalam tiga hari terakhir mencapai minimum hingga 3.500 m, terutama saat dini hari saat partikel asap turun ke permukaan," ujar Edolatama, Jumat (29/9/2023).

Ia mengatakan, selama tiga hari terakhir konsentrasi udara juga mengalami penurunan.

Hal tersebut berdasarkan pengukuran konsentrasi partikel PM2.5 dan PM10 yang diperoleh pihaknya dari Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Koto Tabang.

Pengukuran pada Selasa (26/9/2023) PM2.5=15 mikrometer/meter kubik (baik) dan PM10=16 mikrometer/meter kubik (baik).

Sementara pada Kamis (28/9/2023) konsentrasi udara menjadi PM2.5=44 mikrometer/meter kubik (sedang) dan PM10=52 mikrometer/meter kubik (sedang).

"Peningkatan konsentrasi PM2.5 dan PM10 dalam tiga hari terakhir terjadi akibat peningkatan titik api atau hotspot di wilayah Sumatera pada umumnya, dan khususnya Sumatera Barat," katanya.

Baca juga: POPULER PADANG: DLH Padang Tindak Warga yang Bakar Sampah Sembarangan dan Kualitas Udara Menurun

2. Ternyata ada dua kasus perundungan di sebuah Sekolah Dasar (SD) yang sama di Kota Pariaman.

Kedua kasus perundungan ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Pariaman, Kanderi.

Ia menyebut bahwa kasus perundungan yang beredar di media sosial sebelumnya ternyata bukan kasus yang telah diklarifikasi oleh pihak sekolah.

Klarifikasi yang juga ditayangkan di TribunPadang.com, Kamis (29/9/2023), memang sudah selesai.

Kasus tersebut menyangkut anak kelas 1 SD dan Kelas 5 SD yang menyuruh adik kelasnya meminum air seni yang merupakan tea jus (minuman kemasan dalam plastik).

Kasus itu terjadi bulan lalu, dan sudah diselesaikan duduk perkaranya oleh pihak sekolah.

Saat ini kedua anak sudah bermain bersama, begitu juga orang tuanya sudah menerima duduk perkara masalah tersebut.

"Jadi, ternyata ada dua kasus. Yang kita selesaikan kemarin ternyata masalahnya beda. Korban dan pelakunya juga berbeda dari yang beredar di media sosial," jelasnya, Jumat (29/9/2023).

Masalah kedua ini kata kadis, menyangkut anak kelas 1 dan kelas 5 juga. Kejadiannya berlangsung dalam pekan ini.

Halaman
123

Berita Terkini