TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Maidestal Hari Mahesa bergabung dan menjadi bakal Caleg DPRD Padang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Mantan Ketua DPC PPP Padang ini, juga sudah termasuk dalam daftar calon sementara (DCS) bakal Caleg DPRD Kota Padang pada Pemilu 2024 yang diumumkan KPU kota Padang.
Ia berada pada daerah pemilihan (Dapil) enam dengan nomor urut delapan.
Baca juga: DCS Caleg DPR RI Sumbar 2024 dari PPP, Ada Mantan Bupati Solok Gusmal di Dapil I, Hariadi Dapil II
"Memang saya terdaftar di DCS, tapi ini masih tahapan uji kelayakan publik, untuk memberitakan pada masyarakat apakah calon layak pada daftar calon tetap (DCT) " ujar Maidestal, saat dihubungi, Selasa (22/8/2023).
Menurut Maidestal, DCS ini masih bersifat sementara dan bagian dari uji coba kelayakan publik.
Meskipun begitu, Maidestal mengatakan bisa saja nanti ia tidak lagi berada di daftar calon tetap (DCT) bakal Caleg PDI Perjuangan Padang.
"Ini kan masih tahapan uji publik, saya belum bisa komentar banyak, kalau sudah DCT barulah bisa panjang lebar," katanya.
Maidestal mengaku bergabung PDI Perjuangan karena dinilai partai tersebut bisa menerima semua kalangan.
Baca juga: KPU Agam Umumkan DCS Caleg DPRD dari 16 Partai Politik, Tak Ada dari Partai Garuda dan PKN
Namun pada akhirnya ada atau tidaknya dirinya pada DCT itu ialah kewenangan partai langsung.
Mundur dari PPP
Maidestal Hari Mahesa memutuskan mundur dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), setelah bergabung selama lebih kurang 23 tahun.
Mahesa yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kota Padang mengaku telah bergabung sejak tahun 2000 dengan partai berlambang Kabah.
Kala itu, ia berusia 22 tahun. Mahesa mengatakan, tahun 2000 itu awalnya ia menjadi anggota biasa, hingga tahun selanjutnya masuk ke struktur kepengurusan.
"Mulai menjadi anggota dan pengurus di tingkat kecamatan di Padang Barat," ujar Mahesa kepada TribunPadang.com, Selasa (4/4/2023).
Awalnya Mahesa menjadi bendahara PAC atau di tingkat kecamatan, hingga menjadi ketua PAC, Wakil Ketua DPC Padang dan Ketua DPC Padang.
Baca juga: Usai Terima SK Ketua DPC PPP Padang, Nikki Lauda Hariyona: Langsung Fokus Pendaftaran Bacaleg
Mahesa mengatakan bahwa karir politiknya di PPP memang benar-benar dari bawah, meski akhirnya memutuskan untuk hengkang.
Adapun alasan yang mendasari dirinya mundur dari PPP ialah polemik yang timbul di PPP Padang saat kepemimpinan Hariadi sebagai Ketua DPW Sumbar. Mahesa menyebutnya amburadul.
Proses mekanisme yang mulai dari muscab, katanya sudah dikuti pada Oktober 2021, Maidestal menjadi formatur hingga menyusun kepengurusan.
"Awal-awalnya sudah tampak itikad Hariadi, yang malahan dia mengusulkan anaknya (Nikki Lauda Hariyona) menjadi Ketua DPC PPP Kota Padang bulan Januari 2022, pasca muscab," ujar Mahesa.
"Padahal saya ada di formatur, pasca muscab. Sementara dia (Nikki Lauda Hariyona) tidak masuk ke dalam formatur, kenapa anaknya diusulkan," kata dia.
Baca juga: Nikki Lauda Hariyona Resmi Nakhodai DPC PPP Padang, Ketua DPW Sumbar Hariadi: SK Sudah Diserahkan
Lanjutnya, akhirnya DPP mengeluarkan SK pada Maret 2022, dan DPW mempertanyakan keputusan DPP itu.
Lalu, tanpa diketahuinya, DPW mengeluarkan rekomendasi mengusulkan Dasman ketua DPC Padang dan SK Dasman juga dikeluarkan DPP PPP.
Mahesa kemudian menggugat ke Mahkamah Partai, hingga akhirnya SK Dasman batal, dan diberlakukan kembali SK atas nama Maidestal Hari Mahesa.
"Dan tanpa diketahui lagi kemarin, DPP mengeluarkan Plt atas dasar gugatan Nikki Hariyona di bulan Oktober 2022," ujarnya.
"Sudah menjabat saya hampir satu tahun, digugat oleh Nikki Hariyona, DPP mengeluarkan SK Plt,
Plt bukan hanya ketua, tapi sekretaris dan bendahara juga. Hal ini belum pernah terjadi di organisasi PPP, di plt- kan lah 3 orang ini," tambahnya.
Baca juga: Soal Isu Sandiaga Uno ke PPP, Alpian Kasir: Sangat Baik untuk Popularitas Partai
Kemudian, petugas Plt diminta melaksanakan Muscab kembali, yang seharusnya Muscab luar biasa.
Menurut Mahesa, hal itu ialah sebuah keganjilan, karena katanya tidak pernah ada organisasi yang melaksanakan muscab dua kali dalam satu periode.
"Ujungnya, keluar SK atas nama Nikki. Melihat PPP pusat dan provinsi seperti ini, nampaknya banyak yang ndak sesuai lagi dengan AD ART/ Konstitusi partai, maka dari itu saya memutuskan berhenti atau mundur dari PPP," terang Mahesa.
Ia menuturkan, kitab suci sebuah partai ialah AD ART, sehingga organisasi berjalan dengan aturan itu.
"Yang tidak menjalankan itu oknum di DPW dan DPP nya, saya tidak mau merusak partai dan menyatakan mundur, tidak mau polemik terus terjadi," pungkas Mahesa.
________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News