TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sekolah Dasar Negeri (SDN) 23 Lolong Kota Padang hanya mendapatkan dua murid baru saat tahun ajaran baru 2023.
SDN 23 Lolong berada di Jalan S Parman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Pantauan TribunPadang.com terlihat sekolah ini berada di kawasan rawan bencana tsunami, jauh dari jalan raya, dan terdapat beberapa sekolah lainnya yang saling berdekatan.
Kepala SDN 23 Lolong, Riri Okdayani menjelaskan untuk tahun ajaran baru tahun 2023-2024, peserta didik yang mendaftar hanya dua orang.
"Untuk ajaran baru tahun 2023-2024, peserta didik yang mendaftar hanya dua orang. Kita memang krisis peserta didik, untuk yang dua orang ini pun kita telpon orang tuanya," katanya, Rabu (12/7/2023).
Baca juga: Hari Pertama Masuk, Ratusan Siswa Baru SMAN 3 Padang Ikuti Pengenalan Sekolah dan Guru
Kata dia, nyaris tidak ada yang akan mendaftar, dan dihubungi orang tua yang sebelumnya hendak memasukkan anaknya ke SDN 23 Lolong.
Okdayani yang baru saja menjabat sebagai Kepsek SDN 23 Olo selama empat bulan, menduga banyak faktor yang menyebabkan masyarakat tidak mendaftarkan anaknya.
"Untuk penyebabnya banyak faktor, mungkin ada faktor dari dalam maupun dari luar. Sepertinya dari lokasi sekolah, di sini kita berdekatan dan hanya hitungan meter dengan SDN 15," kata Riri Okdayani.
Selain itu, ada faktor adanya wacana penggusuran jalan yang ada di belakang sekolah, yaitu jalan tembus dari belakang Hotel Pangeran akan dibangun pada bulan Oktober 2023.
"Otomatis masyarakatnya akan dipindahkan setelah diganti rugi. Selanjutnya sekolah kita juga berdekatan dengan kawasan pantai yang termasuk zona yang tidak aman untuk bencana alam," katanya.
Baca juga: Promo Spesial Buku Sekolah dan Penunjang Belajar, Siap Bersekolah Bersama Gramedia Sahabat Sekolah
Riri Okdayani menjelaskan bahwa faktor-faktor yang membuat wali murid untuk tidak mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut.
Walaupun hanya berjumlah tiga orang untuk anak kelas 1, proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasanya.
"Mungkin akan lebih efektif belajar dengan belajar hanya tiga orang siswa, dan gurunya pun bisa fokus kepada anaknya. Jadi, proses belajar mengajar berjalan seperti biasa," katanya.
Okdayani bercerita bahwa penurunan murid di SDN 23 Lolong terjadi pasca terjadinya gempa pada tahun 2009 yang meluluhlantakkan Kota Padang termasuk bangunan SDN 23 Lolong.
"Pada tahun ajaran baru pada 2010, langsung terjadi penurunan yang sangat signifikan dan saat ini hanya dua murid baru yang mendaftar," katanya.