Pohon mahoni dan trembesi yang berjejer di sepanjang jalan utama di Padang saat ini memang cukup membahayakan.
Tidak saja membahayakan pengendara, pohon mahoni dan trembesi juga mengganggu kabel listrik. Akarnya juga merusak trotoar dan jalan.
"Perawatan mahoni dan trembesi juga sulit, karena harus dipangkas terus," ucap Marzuki.
Marzuki menuturkan, ratusan bibit tabebuya akan mengganti sejumlah pohon pelindung yang ada sekarang.
Pihaknya menargetkan, jalan protokol dan jalan utama yang menjadi prioritas replanting.
Baca juga: DLH Padang Pangkas Pohon Pelindung di Jalan Adinegoro, Jalan Ditutup hingga Timbulkan Macet
"Karena kita juga ingin meningkatkan ruang terbuka hijau dan pelindung di kota kita," katanya.
DLH Kota Padang sudah mulai menanam tabebuya di sejumlah tempat, seperti di kawasan Balaikota di Aie Pacah, dan lainnya.
DLH juga menargetkan penggantian pohon pelidung di jalan Adinegoro, kemudian di jalan Raden Saleh. Serta nantinya juga menyasar ke jalan protokol.
Sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR, sebenarnya tanaman jalan tidak boleh berkambium yang memiliki ranting pohon yang lebat dan menyebabkan kecelakaan bagi pengendara.
Tanaman yang diizinkan memenuhi ruang jalan hanyalah tanaman hias, sebab itu pula Pemko Padang memilih tabebuya yang akan mengisi sisi tepi jalanan kota.
Baca juga: Kuras Sampah di Pantai Muaro Lasak, DLH Padang Kerahkan 4 Mobil Pengangkut Sampah
Seperti diketahui, tabebuya adalah sejenis tanaman yang berasal dari negara Brazil.
Banyak yang mengira, ketika tabebuya sedang berbunga dianggap tanaman Sakura.
Pohon tabebuya memiliki kelebihan di antaranya daunnya tidak mudah rontok, disaat musim berbunga maka bunganya terlihat sangat indah dan lebat, akarnya tidak merusak rumah atau tembok walau berbatang keras. (TribunPadang.com/Rima Kurniati)