TRIBUNPADANG.COM - Berikut profil Syamsul Anwar, Ahli Falak yang kini menjadi Calon Ketua PP Muhammadiyah.
Diketahui, Syamsul Anwar adalah Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Meski spesialisasi keilmuan Syamsul Anwar adalah hukum Islam (usul fikih), tapi kepakarannya dalam bidang ilmu falak, khususnya yang terkait dengan hisab-rukyat, tidak dapat dipandang sebelah mata.
Terbukti banyak pemikiran cemerlang tentang hisab-rukyat yang ia lontarkan yang sangat kontributif.
Perkenalan Syamsul Anwar dengan ilmu falak syar’i dimulai ketika ia menjadi mahasiswa S-1 Fakultas Syariah di IAIN sunan Kalijaga Yogyakarta.
Baca juga: Profil Anwar Abbas, Tokoh Asal Sumbar Raih Suara Terbanyak Calon Ketua Umum Muhammadiyah
Selengkapnya profil Syamsul Anwar Calon Ketua PP Muhammadiyah dilansir dari Jurnal.umsu.ac.id, ditulis Niki Alma Febriana Fauzi.
Syamsul Anwar berasal dari sebuah kampung di sebuah pulau kecil bernama Midai, yang sekarang merupakan sebuah kecamatan di dalam Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.
Syamsul Anwar pada masa kecilnya lebih akrab disapa dengan nama Syamsu oleh orang-orang di kampungnya.
Syamsul Anwar adalah anak kedua dari tujuh bersaudara dan satu-satunya anak laki-laki.
Kedua orang tua Syamsul Anwar adalah orang Melayu dari Riau Daratan dan mereka dengan demikian adalah perantau di pulau Midai.
Baca juga: Presiden Jokowi dan Ibu Negara Tiba di Solo, Siap Hadiri Muktamar Muhammadiyah ke-48
Syamsul Anwar lahir pada tanggal 17 Rajab 1375 H pada hari Kamis sore pukul 17.30 yang bertepatan dengan 30 Maret 1956.
Masa kecil sejak lahir hingga usia 12 tahun dijalani Syamsul Anwar di kampung halaman bersama orang tuanya.
Pada usia 5 tahun sebelum masuk sekolah dasar Syamsul Anwar kecil dibawa oleh orang tuanya mengunjungi kampung halaman leluhurnya di Indragiri, Riau Daratan.
Melalui kedua orang tuanya ini Syamsul Anwar sejak kecil mendapat bimbingan keagamaan dan dididik dalam suasana
semangat religius yang dimiliki kedua orang tuanya dan lingkungan kampungnya.
Pendidikan pertama yang dijalani Syamsul Anwar adalah belajar membaca al-Qur’an kepada orang tuanya sendiri di rumah sebelum memasuki pendidikan formal.
Ketika berusia tujuh tahun, tepatnya pada tahun 1963, Syamsul Anwar dimasukkan oleh orang tuanya ke Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah (MII) di kampung halamannya Midai, dan tamat dari sekolah tersebut tahun 1968.
Setelah duduk di kelas lima, pada tahun 1967 Syamul Anwar masuk Madrasah Muhammadiyah yang diselenggarakan sore hari sehingga sekolahnya dua kali, sekolah pagi di MII dan sekolah sore di Madrasah Muhammadiyah.
Di madrasah sore inilah Syamul Anwar mulai belajar pengetahuan agama secara lebih intensif kepada beberapa guru yang sebagiannya lulusan dari Mekah dan sebagian lain dari Thawalib Padang Panjang.
Mata pelajaran meliputi bahasa Arab, fikih, hadis, tafsir, tarikh dan tulisan Melayu (tulisan bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Arab).
Tamat dari MII pada tahun 1968, Syamsul Anwar pada tahun 1969 meneruskan pelajaran ke Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) di kampung halamannya.
Namun Syamsul Anwar hanya beberapa bulan saja belajar di sekolah tersebut.
Syamsul Anwar kemudian meninggalkan kampung halaman dan berangkat ke Tanjung Pinang di mana ia masuk Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN).
Di sekolah ini ia belajar selama enam tahun sampai tamat kelas enam pada tahun 1974.
Selama belajar di Tanjung Pinang, Syamsul Anwar banyak memanfaatkan waktunya untuk menambah pelajaran di luar sekolah
formal.
Antara lain ia mengikuti pelajaran privat bahasa Arab kepada beberapa guru dan ustaz.
Di antara yang paling banyak kontribusinya adalah Ustaz Abu Bakar Ali (w. 1981).
Ketika tamat PGAN 6 Tahun Tanjung Pinang Syamsul Anwar telah mampu berbahasa Arab dan membaca kita Arab.
Syamsul Anwar juga aktif mengikuti kegiatan sekolah terutama di bidang olahraga.
Ia adalah salah seorang, anggota tim pemain sepak bola sekolah yang kerap ikut serta dalam pertandingan pada berbagai event, juga dalam pertandingan persahabatan dengan berbagai klub sepakbola seperti persatuan olahraga PN Aneka Tambang, persatuan sepak bola Angkatan Laut dan lain-lain.
Syamsul Anwar juga tidak ketinggalan dalam aktifitas dakwah.
Melalui pelajaran ekstra kurikuler dan keaktifan dalam Seksi Ubudiyah dalam organisasi intra sekolah, Syamsul Anwar berkesempatan belajar cara-cara berpidato dan khutbah.
Sejak kelas 5 (PGAN 6 Tahun) ia telah sering melakukan kegiatan tablig dalam bentuk ceramah, pengajian dan khutbah.
Setelah enam tahun tinggal di Tanjung Pinang dan menimba pengetahuan menengah di kota tersebut, Syamsul Anwar pada akhir tahun 1974 berangkat menuju Yogyakarta untuk meneruskan kuliahnya di kota Gudeg ini.
Pilihannya dijatuhkan ke kota Yogyakarta sebagai tempat melanjutkan pelajaran tidak lepas dari saran beberapa gurunya ketika di PGAN Tanjung Pinang yang sebagian adalah tamatan Yogyakarta.
Atas dorongan guru bahasa Arabnya Ustaz Abu Bakar Ali, Syamsul Anwar masuk Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga pada awal tahun 1975.
Pada tahun 1978 ia memperoleh gelar Sarjana Muda. Kemudian pada tahun itu juga ia melanjutkan studi pada tingkat doktoral dengan mengambil Jurusan Pidana dan Perdata Islam dan lulus pada tahun 1981 dengan skripsi berjudul “Asas Kebebasan Berkontrak dalam Hukum Islam.”
Selain dari mengikuti kuliah di kampus, Syamsul Anwar juga mengikuti berbagai pelajaran tambahan di luar kampus.
Sejak pertama kali sampai di Yogyakarta ia mengikuti kursus pendidikan kader yang diselenggarakan oleh Pendidikan Kader Masjid Syuhada (PKMS) pada tahun 1975.
Tahun berikutnya ia ikut serta menjadi pengurus PKMS sebagai Ketua Seksi Bahasa Arab.
Selain itu Syamsul Anwar masih mengikuti pelajaran bahasa Arab privat kepada salah seorang dosen IAIN Sunan Kalijaga yang mahir berbahasa Arab, yaitu Ali Abu Bakar Basalamah (w. 1997).
Ia secara rutin mendatangi rumah sang guru setiap minggu. Sedangkan pelajaran tambahan bahasa Inggris diikuti pada beberapa tempat kursus di Yogyakarta.
Ia juga pernah mengikuti kursus bahasa Perancis di Lembaga Indonesia Perancis (LIP) Yogyakarta.
Pendidikan Strata 2 (S-2) diselesaikan Syamsul Anwar di Jurusan Akidah dan Filsafat Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga pada tahun 1991 dengan menulis tesis berjudul “Konsep Negara dalam Dunia Melayu: Kajian terhadap Pemikiran Ali Haji,” dibawah bimbingan Prof. Dr. H. A. Mukti Ali.
Selain kuliah di S-2 IAIN Sunan Kalijaga, Syamsul Anwar juga mendapat beasiswa bersama sejumlah 13 orang dosen IAIN se-Indonesia lainnya untuk belajar di Universitas Leiden tahun 1989-1990.
Untuk itu Syamsul Anwar harus belajar bahasa Belanda secara super intensif di Pusat Kebudayaan Belanda “Erasmus Huis” Keduataan Besar Belanda di Jakarta selama satu semester.
Setelah itu berangkat ke Belanda untuk uliah di Universitas Negeri Leiden.
Namun untuk memperlancar bahasa Inggris oleh Universitas Leiden dikirim ke School of Oriental and African Studies (SOAS)
Universitas London di London selama dua bulan (Juli-Agustus 1989).
Di Leiden Syamsul Anwar mengikuti kuliah dalam bidang Islamic Studies yang diberikan oleh sejumlah spesialis Islamic Studies di kota tersebut.
Antara lain Prof. Dr. C. Van Dijk, Dr. Johannes den Heijer, Dr. Nico Kaptein.
Selain itu juga ada kuliah-kuliah dari dosen tamu seperti Dr. G.H.A Juynboll, Dr. P.S. ban Koningsveld, serta para ahli dari negeri-negeri muslim sendiri.
Selain mengikuti kuliah Syamsul Anwar juga melakukan penelitian untuk tesis masternya di IAIN. Oleh INIS selaku sponsor, untuk penelitian guna penyusunan tesis di Leiden ini ditunjuk Prof. Dr. C. Van Dijk selaku supervisor.
Pendidikan S-3 diselesaikan pada tahun 2001 di Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga dalam bidang hukum Islam dengan disertasi berjudul “Epistemologi Hukum Islam dalam alMustaṣ fa Karya al-Gazzali.”
Disertasi ini sebagian ditulis di Hartford, Connecticut, pada tahun 1997 di mana Syamsul Anwar pada tahun itu mendapat kesempatan mengikuti Sandwich Program dalam rangka studi agama-agama di Hartford Seminary.
Sehari-hari, Syamsul Anwar bekerja sebagau dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, sejak tahun 1983 hingga sekarang.
Kemudian pada tahun 2004 dia diangkat sebagai guru besar.
Selain itu juga memberi kuliah pada Pasca Sarjana sejumlah Perguruan Tinggi, seperti S2 dan S3 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Program S3 Ilmu Hukum UII, S3 IAIN Ar-Raniry di Banda Aceh, di samping PPS UIN Sunan Kalijaga. (*)