Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Fogging jadi sebuah antisipasi bagi masyarakat Desa Rawang Kota Pariaman, Sumatera Barat untuk antisipasi penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sempat menjangkit 2 balita dan satu orang dewasa.
Adanya 3 warga yang terjangkit ini, membuat pemerintah Desa Rawang mengajukan permintaan Fogging pada Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Selasa (23/8/2022).
Kata Sekretaris Desa Rawang Yudi Ikhsan, ini adalah kali kedua Fogging dilakukan setelah 3 pekan lalu adanya masyarakat terjangkit dan sudah kembali sehat saat ini.
Baca juga: Dinas Kesehatan Kota Pariaman Menilai Antisipasi Dini KLB DBD Lebih Efektif dari Fogging
"Agar kejadian serupa tidak terulang makanya kami minta fogging," katanya, Selasa (23/8/2022).
Selain pemerintah Desa Rawang, Fogging ini juga permintaan dari masyarakat setempat yang tidak ingin terjangkit DBD.
Selain Fogging pemerintahan Desa Rawang juga terus melakukan sosialisasi akan bahanya DBD dan cara mengantisipasinya.
Upaya tersebut dilakukan Pemerintah Desa Rawang melalui Poskedes dengan mendatangi setiap rumah untuk mengecek jentik dan sosialisasi untuk menerapkan 3 M (Menutup, menguras dan mendaur ulang).
Baca juga: Kota Pariaman Berstatus Kejadian Luar Biasa DBD, 103 Kasus Terekap Sejak Januari- Agustus 2022
"Pada momen 17 Agustus kemarin kami juga meminta masyarakat untuk melakukan gotong royong untuk pemberantasan sarang nyamuk," terangnya.
Sementara itu warga setempat Tanti Lanovia (32), berujar Fogging ini merupakan cara antisipasi DBD yang kurang efektif.
Hal ini ia sampaikan mengingat kekuatan Fogging ini hanya mampu bertahan selama 1 sampai 2 hari saja.
"Setelah itu efeknya tidak ada lagi," katanya, Selasa (23/8/2022).
Baginya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan rumah seperti menerapkan 3 M (Menutup, menguras dan mendaur ulang) lebih penting.
Kebersihan menjadi kunci untuk memusnahkan jentik nyamuk Aedes Aegypti (penyebab DBD) yang saat ini banyak bermunculan.
Sebelumnya dilansir dari TribunPadang.com, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Kabid P2P Dinkes) Kota Pariaman, menilai antisipasi dini lebih efektif dari Fogging saat Kota Pariaman berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD).
Saat ini angka DBD Kota Pariaman hingga Jumat (19/8/2022) berjumlah 103 kasus, sehingga ada peningkatan hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 69 kasus. Peningkatan sebanyak hampir dua kali lipat ini yang membuat Kota Pariaman berstatus KLB DBD.
Kabid P2P Dinkes Pariaman Rio Arisandi menilai kondisi serupa ini bisa segara membaik jika ada pencegahan secara bersama.
Baca juga: Sebanyak 2500 Ekor Ternak di Kabupaten Padang Pariaman Sudah Divaksin PMK
"Pencegahan dini itu lebih efektif dari pada Fogging," katanya, Jumat (19/8/2022).
Melalui pencegahan dini dari rumah, kantor, sekolah dan tempat lainnya bisa mengantisipasi masyarakat terkena DBD.
Masyarakat katanya bisa melakukan gotong royong Pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M (Menutup, Menguras dan Mendaur ulang) pada media tumbuh kembang nyamuk Aedes Aegypti (penyebab DBD).
Baginya Fogging adalah jalan terakhir ketika sudah ditemukan kasus DBD di lingkungan masyarakat, atau ada permintaan masyarakat.
Namun dalam pelaksanaannya Fogging ini tidak terlalu efektif karena pelaksanaannya bisa terganggu oleh angin serta tidak bersedianya tetangga sekitar, tempat kasus DBD ditemukan.
"Maka perlu sekali kepedulian warga untuk mencegah kasus DBD terus bertambah," ujarnya. (*)