Cukup Modal Rp 40 Ribu per Orang, Wisatawan Bisa Nyebrang ke Pulau Angso Duo Pariaman

Penulis: Panji Rahmat
Editor: afrizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal wisata terparkir di bawah jembatan Gondoriah, Kamis (26/5/2022). Kapal-kapal ini akan membawa wisatawan yang ingin berlibur ke Pantai Angso Duo, Pariaman.

Laporan Reporter TribunPadang.com, Rahmat Panji

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Pulau Angso Duo merupakan destinasi wisata pilihan jika berkunjung ke Kota Pariaman, khususnya saat berada di Pantai Gondoriah.

Hanya saja untuk menuju ke sana pengunjung membutuhkan kapal karena jarak pulau Angso Duo dari pantai Gondoriah berkisar 15 menit.

Ketua angkutan kapal Pulau Angso Duo Zainal Effendi berujar bahwa untuk hari ini, Kamis (26/5/2022) wisatawan bisa menyeberang ke Pulau Angso Duo.

"Kondisi cuaca hari ini cukup bagus, jadi wisatawan bisa menyeberang ke Pulau Angso Duo," jelasnya pada TribunPadang.com, Kamis (26/5/2022).

Baca juga: Sepekan Libur Lebaran di Pariaman, Pulau Angso Duo Dikunjungi 3.565 Orang

Baca juga: Menilik Kuburan Panjang 7 Meter di Pulau Angso Duo Pariaman, Diduga Makam Syekh Katik Sangko

Melihat kondisi ini wisatawan yang hendak bepergian ke Pulau Angso Duo bisa langsung datang ke Pantai Gondoriah.

"Biaya menyeberang hanya Rp 40 ribu saja per orang," jelasnya.

Biaya itu sudah termasuk uang masuk ke Pulau Angso duo, serta pengantaran pulang pergi.

Pulau Angso Duo di Kota Pariaman bisa menjadi pilihan paling pas saat liburan.

Terutama buat Anda yang ingin santai di pulau baik sendiri maupun bareng keluarga.

Baca juga: Libur Panjang, Kawasan Jam Gadang dan Pasar Atas Bukittinggi Mulai Ramai Dikunjungi Wisatawan

Pulau ini dapat ditempuh dengan menggunakan perahu motor.

Anda berangkat dari Pantai Gandoriah dengan waktu penyeberangan sekitar 15 menit.

Di Pantai Gandoriah, Anda akan ditawarkan untuk naik ke perahu motor oleh pemilik perahu.

Anda akan merasakan sensasi naik perahu di pantai yang indah dan itu merupakan pengalaman luar biasa.

Ayunan di bibir pantai Pulau Angso Duo jadi spot foto unggulan bagi para wisatawan. (TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA)

Baca juga: Hari Pertama Libur Panjang, Pantai Padang Sudah Ramai Dikunjungi Wisatawan

Sejenak menyegarkan otak dari kepenatan kota dengan menikmati hempasan angin semilir.

Setibanya di pulau ini, Anda akan dimanjakan dengan pasir putih dengan hamparan laut yang luas.

Di bibir pantai, tersedia ayunan yang jadi spot foto unggulan bagi wisatawan.

Selain itu juga terdapat tempat beristirahat berupa pondok-pondok kecil, Anda bisa manfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga.

Baca juga: Antisipasi Kerumunan saat Libur, Polresta Padang Turunkan 500 Personel, Siaga di Objek Wisata

Ada Kuburan Panjang

Sebuah kuburan dengan panjang tak biasa terdapat di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat.

Kuburan atau makam ini panjangnya sekira tujuh meter lebih, dan tentu ukurannya cukup panjang ketimbang kuburan normal.

Cukup sulit mencari literatur sejarah dan kebenaran siapa yang dimakamkan di kuburan ini.

Baca juga: Selama Libur Lebaran, Omzet Pedagang Baju Pantai di Pulau Angso Duo Pariaman Naik Turun

Baca juga: Pengakuan Wisatawan yang Terjebak di Pulau Angso Duo Pariaman, Sempat Istirahat di Musala

Selain itu, apa alasannya sehingga ukuran makam ini tidak biasa.

Namun yang pasti makam ini sudah lama ada di Pulau Angso Duo.

Wisatawan dapat menjumpai makam ini di arah sebelah kanan jika titik pijak wisatawan dari dermaga atau gerbang pulau.

Penjaga Pulau Angso Duo, Syamsul Bahri (55) mengatakan, berdasarkan cerita-cerita dari pendahulu atau tetua di Pariaman, makam ini sudah lama ada.

Di makam ini, juga terdapat dua buah kerang yang ada ujung dan pangkal makam.

Makam Panjang berukuran sekira tujuh meter yang ada di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Foto diambil 9 Mei 2022

Banyak yang menyebut, yang dikebumikan di kuburan ini ialah Syekh Katik Sangko, seorang ulama besar di zamannya.

Ada cerita masyarakat, sebenarnya Syekh Katik Sangko dikebumikan bersama istrinya di makam ini.

Baca juga: Liburan ke Pulau Angso Duo di Kota Pariaman, Ayunan Pantai jadi Spot Foto Unggulan Wisatawan

Baca juga: Enam Hari Festival Pantai Pariaman, 60 Ribuan Pengunjung Datangi Empat Destinasi Wisata

Jadi, makam ini lebih panjang dari ukuran normal karena ada dua orang yang dikebumikan di satu makam.

Selain disebut kuburan panjang, kata Syamsul, juga ada masyarakat yang menyebut makam ini sebagai makam keramat.

Dulu, lanjut Syamsul, ada sejumlah peziarah yang berhari-hari menetap di Pulau Angso Duo, dan mengatakan bahwa makam ini ketika diukur setiap hari akan berbeda ukurannya.

Syamsul mengatakan, tak jarang peziarah datang dari luar Provinsi Sumbar, dan datang tanpa ada waktu khusus.

"Pengunjung sebelum puasa juga ada yang berziarah, di hari biasa juga ada," ujar Syamsul kepada wartawan di sekitaran makam panjang Pulau Angso Duo, Senin (9/5/2022).

Makam Panjang Sekira Tujuh Meter ini, Diduga Makam Syekh Katik Sangko

Informasi yang diterima Syamsul, setidaknya makam ini sudah berusia 300 tahun atau tiga abad lebih.

Tahun pastinya, Syamsul tidak bisa menyebutkan.

Sedangkan, yang dikebumikan di makam tersebut diduga ialah Syekh Katik Sangko, seorang ulama besar di masanya.

Makam Panjang berukuran sekira tujuh meter yang ada di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Foto diambil 9 Mei 2022

Katik Sangko kata Syamsul, ialah ulama yang berasal dari Pariaman, yaitu di daerah Gunuang Tigo, Padang Alai Tandikek.

Saat ini, secara administratif Gunuang Tigo dan Padang Alai Tandikek berada di Kabupaten Padang Pariaman.

Lebih lanjut kata dia, Syekh Katik Sangko satu perguruan dengan ulama besar lainnya, yakni Syekh Burhanuddin.

Keduanya, kata Syamsul sama-sama menimba ilmu agama Islam ke Aceh.

"Kemudian dua ulama besar balik ke kampung untuk mengembangkan agama Islam," ujar Syamsul lagi.

Selain itu keduanya, juga disebut sebagai panglima perang dalam memerangi penjajah Belanda saat itu, jadi Pulau Angso Duo diduga sebagai markas.

Lebih lanjut kata dia, Pulau Angso juga menjadi lokasi atau tempat bagi Katik Sangko untuk mentransfer ilmu agama kepada murid-muridnya.

"Kalau zaman dulu logikanya, kendaraan tidak ada di darat, yang ada hanya kendaraan laut seperti kapal layar, kapal kecil, sampan, bisa bawa barang-barang. Oleh sebab itu Pulau Angso Duo menjadi markas sekaligus menyebarkan agama Islam," lanjut dia.

Dulunya, sepengetahuan Syamsul, Katik Sangko juga membangun surau kayu, dan saat ini surau Katik Sangko dibangun dan dikelola oleh pemerintah kota. (*)

 

Berita Terkini