Baca tanpa iklan
Gelandang 20 tahun itu pindah ke Liga Inggris karena sulit untuk bersaing menempati posisi inti di Bayern Muenchen.
Hojbjerg masuk ke tim utama Bayern Muenchen saat berusia 17 tahun ketika masih ditangani oleh pelatih Pep Guardiola.
Pada musim 2015/2016, pemain asal Denmark itu dipinjamkan ke klub rival, Schalke.
Bersama Schalke, Hojbjerg telah tampil sebanyak 23 kali di Liga Jerman.
Bermain di posisi gelandang bertahan atau pemain tengah, dia juga berperan penting dalam timnas Denmark.
Saat ajang Euro 2020 silam, Pierre-Emile Hojbjerg salah satu pemain yang selalu diturunkan oleh pelatih Kasper Hjulmand sejak fase penyisihan grup hingga perempat final.
Menempati posisi sebagai gelandang tengah dalam skema 3-4-3 racikan Kasper Hjulmand, berpartner dengan Thomas Delaney.
Mengutip Kompas.com, Pierre-Emile Hojbjerg memegang kendali atas alur serangan serta aliran serangan skuad Denmark dari lini tengah.
Hojbjerg telah mencatatkan 10 operan kunci dengan tiga di antaranya menjadi assist bagi terciptanya gol Denmark sepanjang Euro 2020.
Pierre-Emile Hojbjerg juga dikenal sebagai pemain yang memiliki kelebihan membaca jalannya permainan serta kekuatan fisik untuk berduel dengan pemain lawan untuk merebut bola kedua.
Tugas utama sebagai sosok gelandang petarung di lini tengah dengan kemampuan lengkap baik saat bertahan maupun menyerang, membuatnya mendapat julukan sebagai Claude Makelele baru.
Makelele sendiri merupakan gelandang legendaris asal Perancis yang mempopulerkan peran gelandang bertahan yang efektif mengatur permainan tim ketika membela Real Madrid dan Chelsea.
“Hojbjerg mempunyai kecerdasan untuk membaca permainan dibandingkan pemain lain,” kata Jose Mourinho, eks pelatih Spurs, pada Desember 2020 seperti dilansir dari laman Marca.
“Kekuatan fisiknya di atas rata-rata begitu juga teknik bermainnya yang jauh lebih baik daripada perkiraan banyak orang,”. (*)