KENDATI sudah hampir satu pekan kebijakan Harga Enceran Tertinggi (HET) minyak goreng berlaku, pedagang pasar raya masih jual dengan harga lama.
Pedagang kawasan Pasar Raya Padang Wati (51) masih menjual harga minyak goreng kemasan merek Sari Murni Rp 15 ribu per liter. Sedangkan, merek Bimoli dan Sunco Rp 20-21 ribu per liter.
"Saya masih menjual dengan modal lama makanya harganya segitu," ucap Wati saat ditemui TribunPadan.com, yang dirinya sembari melayani pembelinya.
Ia berujar bahwa bukan maksud hatinya tidak mengikuti kebijakan pemerintah, namun memang kondisi yang membuatnya menjual minyak goreng dengan harga segitu.
"Kemarin itu sudah ada dapat harga murah untuk merek Sari Murni tapi modalnya Rp14.500. Gimana cara menjual Rp 14 ribu? Itu aja sudah tipis untungnya," keluh Wati.
Wati tidak akan menjual lebih dari Rp 14 ribu jika ia membeli di bawah harga itu.
"Tapi kalau modalnya di bawah Rp 14 ribu pasti pula saya jual dengan harga yang sesuai aturan pemerintah itu," kata Wati.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Kemasan di Citra Swalayan Sijunjung Belum Ada Perubahan
Belum juga menjual sesuai Harga Enceran Tertinggi (HET) minyak goreng, penjual kawasan Pasar Raya Padang akui sulit mendapatkan stok, Minggu (6/2/2022).
Kendati demikian memang merek Sari Murni yang baru didapat Wati dengan harga lebih murah dari distributor. Menjual minyak Goreng Kemasan merek Sari Murni Wati mengaku hanya mengambil untuk Rp 500 per liter.
Hal serupa juga terjadi di minyak goreng curah, stocknya juga sedikit. Wati yang biasanya membeli 10 dirigen untuk dihabiskan 3 hari. Semenjak HET berlaku hanya bisa mendapatkan 2 dirigen ukuran 50 Kilo belakangan ini.(TribunPadang.com/Rahmat Panji)
Artikel selengkapnya KLIK DI SINI
3 .Gubernur Sumbar Kampanyekan Gerakan Ayo Makan
GUBERNUR Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Buya Mahyeldi [ada Minggu (6/2/2022) mengkampanyekan gerakan Ayo Makan Telur, yang dimulai dari kalangan Aparat Sipil Negara (ASN) di lingkup Provinsi Sumbar.
Rilis dari Dinas Kominfotik Sumbar, yang diterima redaksi menyebutkanKampanye ini ditandai dengan penyerahan secara simbolis 16 ribu butir telur kepada perwakilan pesantren dan rumah tahfiz di Kota Padang.
Selain untuk memenuhi gizi dan nutrisi dengan biaya ekonomis, kampanye ini juga dalam rangka membantu para peternak ayam petelur agar usahanya bisa tetap survive di tengah anjloknya harga telur dan melambungnya harga pakan jagung dalam sebulan belakangan.