Harga Minyak Goreng di Padang

Harga Minyak Goreng di Padang Stabil, Masih Selisih HET: Pedagang Keluhkan Harga dari Distributor

Penulis: Panji Rahmat
Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hasil pengambilan gambar minyak goreng curah di toko pedagang Pasar Raya Padang Wati (51), saat meninjau harga dan stok minyak goreng Minggu (6/2/2022)

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Meski sudah hampir satu pekan kebijakan Harga Enceran Tertinggi (HET) minyak goreng berlaku, pedagang pasar raya masih jual dengan harga lama.

Pedagang kawasan Pasar Raya Padang Wati (51) masih menjual harga minyak goreng kemasan merek Sari Murni Rp 15 ribu per liter. Sedangkan, merek Bimoli dan Sunco Rp 20-21 ribu per liter.

"Saya masih menjual dengan modal lama makanya harganya segitu," ucap Wati saat ditemui TribunPadan.com, yang dirinya sembari melayani pembelinya.

Ia berujar bahwa bukan maksud hatinya tidak mengikuti kebijakan pemerintah, namun memang kondisi yang membuatnya menjual minyak goreng dengan harga segitu.

"Kemarin itu sudah ada dapat harga murah untuk merek Sari Murni tapi modalnya Rp14.500. Gimana cara menjual Rp 14 ribu? Itu aja sudah tipis untungnya," keluh Wati.

Wati tidak akan menjual lebih dari Rp 14 ribu jika ia membeli di bawah harga itu.

"Tapi kalau modalnya di bawah Rp 14 ribu pasti pula saya jual dengan harga yang sesuai aturan pemerintah itu," kata Wati.

Wati juga berkisah pada saat ada peraturan dari Kementerian Perdagangan awal Januari 2022 lalu. Dirinya pernah merugi karena menjual sesuai aturan.

"Saya rugi 68 karton, kerugian per karton Rp 45 Ribu hitung sajalah. Tujuannya, memang untuk menyesuaikan dengan harga pemerintah yaitu Rp 14 ribu," jelas Wati.

Padahal ia membeli minyak itu dengan harga lama, namun kondisi waktu itu membuat Wati menurunkan harga.

Wati mengaku tidak sendirian saat menjual dengan harga sesuai ketentuan pemerintah waktu itu.

Menurutnya juga ada pedagang lain yang menjual rugi ratusan karton minyak gorengnya.

"Daripado tatungkuik bialah taereang (daripada tertelungkup, biarlah terikuti-red)," ujar Wati dalam bahasa kiasnya 

Meski begitu Wati mengaku tidak mempermasalahkan kerugian tersebut karena pada dasarnya itu adalah resiko dalam berjualan.

Sekarang Wati memang tidak berani lagi menjual di bawah harga modal, yang ia peroleh dari distributor meski ada ketentuan pemerintah.

Halaman
123

Berita Terkini