Penanganan Covid

Grafik Vaksinasi Covid-19 Malaysia Dekati 80 Persen, PM Setuju Program Booster untuk Kelompok Rentan

Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Vaksinasi Covid-19

Dosis Ketiga yang Dikritik WHO

Program booster ini dimulai di tengah permohonan Organisasi Kesehatan Dunia yang berulangnya agar negara-negara kaya menunda suntikan ketiga, untuk memastikan negara-negara miskin memiliki akses vaksin yang memadai.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada media pekan lalu bahwa dia "tidak akan tinggal diam ketika perusahaan dan negara yang mengendalikan pasokan vaksin global berpikir orang miskin di dunia harus puas dengan sisa vaksin."

Hasil Studi tentang Dosis Ketiga

Sementara itu, sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada hari Senin (13/9/2021) oleh para ahli vaksin internasional, juga menekankan dua suntikan reguler masih memberikan perlindungan yang kuat terhadap COVID-19 yang parah.

"Oleh karena itu, bukti saat ini tampaknya tidak menunjukkan perlunya tambahan dosis pada populasi umum, di mana kemanjuran terhadap penyakit parah tetap tinggi," tulis penelitian itu.

Negara-negara yang Tetap Berlakukan Dosis Ketiga/Booster

Namun demikian, peringatan suntikan booster dari WHO sebagian besar diabaikan.

Israel, Prancis, dan negara-negara Barat lainnya telah mulai memberikan atau setidaknya membuat rencana untuk suntikan booster.

Pada bulan Juli lalu, Indonesia mulai memberikan suntikan booster kepada petugas kesehatan, menggunakan vaksin Moderna yang disumbangkan oleh AS melalui fasilitas COVAX WHO.

Kamboja, di mana lebih dari 50% populasinya telah menerima dua dosis, mulai menawarkan dosis ketiga bulan lalu.

Thailand juga bermaksud untuk mulai memberikan booster pada bulan Oktober, terutama untuk orang-orang yang memiliki dua suntikan Sinovac antara bulan Maret dan Mei.

Korea Selatan juga mempertimbangkan suntikan ketiga dengan vaksin Pfizer atau Moderna bulan depan, dengan selang waktu enam bulan dari suntikan kedua.

Di China, suntikan booster masih dalam pertimbangan.

Tetapi pihak berwenang telah menempatkan petugas kontrol perbatasan dan perawatan kesehatan dalam kelompok berisiko tinggi yang dianggap sebagai kandidat utama untuk suntikan tambahan.

Halaman
123

Berita Terkini