Nelayan Pariaman Hilang Kontak

Semalaman Terombang-ambing di Tengah Laut, Nelayan Pariaman: Teringat Anak Istri dan Keluarga

Penulis: Wahyu Bahar
Editor: Saridal Maijar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nelayan Desa Taluak, Arif (34), yang sempat terombang-ambing di laut saat ditemui wartawan di Desa Taluak, Kota Pariaman, pada Senin (2/8/2021) siang.

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Wahyu Bahar

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Seorang nelayan Desa Taluak, Kota Pariaman, Arif (34) menjadi satu dari 10 nelayan yang terombang-ambing di laut setelah kapalnya karam.

Mereka bertahan di tengah laut sejak Sabtu (31/7/2021) malam, hingga selamat setelah dibantu oleh awak kapal bagan dari Kota Padang pada Minggu (1/8/2021) pagi.

Arif mengaku sempat berjanji untuk membelikan anaknya baju baru, setelah pulang dari melaut.

Baca juga: Kisah Nelayan Pariaman Terombang-ambing di Laut setelah Kapal Karam, Bertahan Pakai Pelampung Bocor

Namun janjinya kepada sang anak harus ditunda, karena kegiatan melautnya pada hari itu tidak membuahkan hasil.

"Saya akan penuhi janji belikan anak baju baru di lain hari, dengan melaut kembali atau dari pendapatan tambahan lainnya," ucap dia.

Arif menceritakan kisahnya melaut bersama kelompok nelayan Desa Taluak Kota Pariaman.

"Sekira pukul 19.30 WIB angin kencang, air mulai penuhi perahu, kami berusaha untuk menimbanya, namun tidak berbuah hasil," ujar Arif.

Akibatnya, perahu atau yang mereka sebut payang, terbalik, karena para nelayan tersebut berusaha untuk menyelamatkan diri dengan ban dalam (pelampung).

Baca juga: Sempat Hilang Kontak, 10 Nelayan Pariaman Ditemukan Selamat, Keluarga Jemput ke Padang

Ikanpun sudah tumpah kembali ke laut, pukek dan fiber ikan beterbangan disapu angin.

"Tali payang kami ikatkan bersama tiga orang lainnya, namun kami terhempas ke tengah laut arah Sunur, karena kami anggap daratan sudah dekat, kami berenang, sedangkan perahu kami tinggal," kata Arif.

Semalaman Arif terombang-ambing terus mengucap mengingat Tuhan.

"Malam itu saya hanya bisa mengucap saja, langsung teringat anak istri dan keluarga, namanya musibah, saya sempat kepikiran jika ban dalam tersebut bocor, dan tak ada bantuan, Wallahualam," terang dia.

"Pegangan kita hanyalah ban dalam tersebut, jika saja kami tak berhasil ditemui satu hari kemudian maka nyawa kami tidak akan terselamatkan."

"Tentunya badan sudah kaku, hari ini saja badan ini rasanya masih sangat pegal," lanjut dia.

Baca juga: Kapal Berisi 10 Nelayan Asal Pariaman Rusak Setelah Dihantam Badai, Dievakuasi ke Pasir Jambak

Halaman
12

Berita Terkini