Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Penjualan kain Songket Pandai Sikek merosot akibat pandemi Covid-19.
Seperti yang dialami salah satu gerai penjualan kain songket Maita di Nagari Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar).
Sejak masa pandemi Covid-19, gerai miliknya sepi pembeli.
"Selama ramadan ini memang sepi, apalagi saat ini tengah pandemi. Tamu dari luar yang melakukan perjalanan tidak ke sini," tutur Maita.
Baca juga: Gerak Cepat Sandiaga Uno di Sumbar, Jam Gadang di Bukittinggi hingga Geopark Silokek Sijunjung
Baca juga: Cicip Rinuak Kuliner Khas Danau Maninjau, Menparekraf Sandiaga Uno Minta Agam Kembangkan Desa Wisata
Meski sepi, kata dia, sampai saat ini penjualan kain songket di gerai miliknya masih terus berjalan.
Dia berharap penjualan kain songket meningkat saat lebaran.
Minimal kain songket di gerai miliknya dibeli warga Sumbar yang pulang kampung halaman dan tamu dari luar.
"Akan tetapi memang sejauh ini jika dibandingkan hari biasa, belum ada peningkatan. Biasanya yang datang wisatawan mancanegara maupun domestik, ada juga yang sudah pernah ke sini datang lagi, karena sudah langganan," terang Maita.
Maita menuturkan, songket yang ia produksi ialah songket Tabur, Balapak, Sutra dan non Sutra.
Namun yang paling laris biasanya songket Balapak.
"Jadi memang pandemi berpengaruh. Pembeli sudah turun," ungkap wanita yang sudah memproduksi songket sejak 1990an ini.
Meski tetap berjualan di tengah pandemi, Maita menyebutkan pihaknya sudah melakukan berbagai antisipasi.
Yakni membuka gerai miliknya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
Selain itu, saat kedatangan Memparekraf Sandiaga Uno dia juga telah menyampaikan kondisi gerai songket miliknya.
"Senang rasanya keluhan didengar. Saya sampaikan ke Pak Sandi, pertama kurangnya wisatawan masuk ke sini. Awalnya saat harga tiket mahal, terus bayar bagasi, orang agak berat. Ditambah sekarang musibah corona."
"Kata Bapak, nanti akan dicarikan solusinya. Kalau berat di ongkos, akan dicarikan solusi," ungkap Maita. (*)