Alexis Sanchez barangkali tak menyangka akan mengemban peranan sebagai super sub.
Mengingat ia pernah menjadi bagian penting dari tim-tim besar Eropa seperti Barcelona dan Arsenal.
Sanchez muda mengawali karier sepak bolanya di negara asalnya, yaitu Chile.
Pria kelahiran 19 Desember 1988 ini masuk ke akademi klub lokal Chile bernama C.D Cobreloa.
Pemain berpostur 169 sentimeter ini hanya menghabiskan waktu satu tahun di tim junior C.D Cobreloa.
Baca juga: Inter Milan Kokoh Capolista dan Kandidat Scudetto, Alessandro Bastoni: Titik Balik Liga Champions
Baca juga: Rahasia Inter Milan Makin Beringas Setelah Tersingkir di Liga Champions, Lakukan Pertemuan Kolektif
Dikutip dari Sportskeeda, pada bulan Februari 2005, Sanchez melakukan debut tim seniornya untuk Cobreloa melawan Deportes Temuco.
Permainan ciamik Sanchez membuat klub Italia, Udinese tetarik memboyongnya.
Akhirnya pada 21 April 2006, Sanchez melanglangbuana ke Italia untuk membela Udinese.
Namun, manajemen tim berjuluk Zebrette itu tak langsung menggunakan jasa sang pemain.
Ia mesti menjalani masa peminjaman ke Colo-Colo sebelum kembali berseragam putih hitam Udinese pada tahun 2009.
Musim 2011 menjadi awal cerita sukses Alexis Sanchez tatkala ia dinobatkan sebagai pemain paling menjanjikan oleh FIFA.
Rating ciamik dari FIFA membuat Barcelona tergiur memboyong talenta Negeri Amerika Latin ini.
Dikutip dari World Football, ia resmi menandatangani kontak dengan Barcelona di tahun 2011 setelah diboyong dengan mahar 26 juta Euro.
Debutnya di tim asal Catalan tak berjalan mulus karena dihantam cedera.
Barulah pada musim kedua, ia menunjukkan kualitasnya.