Setelah beberapa tahun bekerja dengan WebEx, dia meluncurkan platform komunikasi videonya sendiri, Zoom yang dluncurkan di pasar bursa pada 2019.
Sejak pecahnya krisis virus corona, nilai sahamnya ibarat meledak. Erci Yuan diperkirakan memiliki kekayaan sekitar USD 19 miliar.
4. John Foley, Peloton
Tahun 2013, John Foley masih berkeliling kesana-kemari mempromosikan peralatan fitnesnya.
Pada saat pandemi, ketika banyak orang harus tinggal di rumah dan banyak tempat olahraga ditutup, makin banyak orang yang membeli peralatan olahraga rumah dari Peloton.
Saham perusahaan ini melonjak tiga kali lipat selama pandemi, dan membuat John Foley yang berusia hampir 50 tahun menjadi miliarder.
5. Tobias Lütke, Shopify
Shopify memungkinkan pedagang membuat toko online mereka sendiri - sebuah konsep yang dikembangkan oleh Tobias Lütke.
Lahir di Koblenz, Jerman, dia beremigrasi ke Kanada pada 2002 dan mulai mengembangkan bisnisnya dari garasi.
Saat ini, Shopify adalah perusahaan paling berharga di Kanada, dengan harga sahamnya naik dua kali lipat sejak Maret 2020.
Majalah Forbes menaksir kekayaan Tobias Lütke yang berusia 39 tahun sekitar USD 9 miliar.
Baca juga: UPDATE Sebaran Virus Corona Indonesia Hari Ini, Tambah 4.617 Kasus, Total Menjadi 538.883
6. Ugur Sahin, BioNTech
Awal Januari tahun ini, Ugur Sahin mulai mengembangkan vaksid Covid-19, dengan perusahaan yang dia dirikan bersama istrinya, Özlem Türeci: BioNTech.
Ketika itu belum ada orang yang terdeteksi terinfeksi Covid-19 di Jerman dan Eropa.
Tapi insting bisnis suami-istri keturunan Turki ini ternyata membuahkan hasil.