Penanganan Covid

Jokowi Soroti Kasus Covid-19 di 12 Daerah, Termasuk Padang: Irwan Prayitno: On The Track Semua

Sebanyak 12 kabupaten dan kota di Indonesia menjadi prioritas penanganan Covid-19 oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Jokowi.

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Tangkap layar channel YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sebanyak 12 kabupaten dan kota di Indonesia menjadi prioritas penanganan Covid-19 oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Jokowi.

Presiden Joko Widodo meminta jajarannya memprioritaskan penanganan Covid-19 di 12 kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif lebih dari 1.000 orang, termasuk Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

Menanggapi hal itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, pihaknya akan memasifkan penegakan Perda Nomor 6 tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru.

"Semua lagi jalan. Saya sudah buat instruksi gubernur untuk seluruh kantor-kantor, untuk menerapkan Perda Nomor 6 dan menambah sanksi kepada pekerja, karyawan di kantor yang tidak mengikuti protokol kesehatan," tegas Irwan Prayitno.

Baca juga: Cek! Rincian Wilayah 12 Kabupaten/Kota yang Jadi Prioritas Penanganan Covid-19

Baca juga: Presiden Donald Trump Dinyatakan Sembuh, Dokter: Tidak Bisa Tularkan Covid-19

Selain itu, tim surveilans juga diminta aktif menelusuri riwayat perjalanan pasien positif Covid-19.

Kemudian, dinas kesehatan kota dan kabupaten harus memperbanyak tracing dan testing.

"Sudah on the track semua," kata Irwan Prayitno.

Menurut Irwan Prayitno, penambahan kasus yang masih tinggi di Sumbar karena tracing dan testing yang banyak.

Kalau mau menolkan atau menihilkan kasus, kata dia, itu bisa saja dilakukan.

Yakni dengan menyetop kiriman spesimen melalui dinas kesehatan kota dan kabupaten.

"Tapi bukan berarti daerah yang sedikit kasus, dijamin lebih bagus," terang Irwan Prayitno.

Di sisi lain, imbuhnya positivity rate mau tinggi mau rendah juga bisa.

"Sekarang positivity Agam tinggi, karena spesimen yang dikirim sedikit. Kalau mau positivity rate rendah, gampang perbanyak kiriman, itu pasti rendah. Apalagi yang dikirim orang-orang yang tidak terkena," tambah Irwan Prayitno.

Ia meminta semua pihak jangan terkecoh dengan angka-angka.

Justru, yang paling gawat itu, ujar dia, jika kasus tidak tertangani, isolasi dan rumah sakit penuh.

"Kemudian testing yang tidak berjalan, itu repot tidak bisa mendeteksi," imbuh Irwan Prayitno.

Irwan Prayitno mengimbau agar masyarakat tetap patuh protokol kesehatan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. (*)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved