Kucing Emas Ditemukan Terjerat di Agam, Hewan Langka itu Mati Setelah Sempat Dirawat

Penulis: Rezi Azwar
Editor: Saridal Maijar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seekor kucing emas terjerat di Jorong Sungai Dareh, Nagari Pauh, Kabupaten Agam, Sumbar.

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Seekor kucing emas (catopuma temminckii) ditemukan terjerat di perangkap babi, di Jorong Sungai Dareh, Nagari Pauh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Namun, hewan langka tersebut kini telah mati setelah sempat dirawat.

Kucing emas ini berbobot sekitar 7 kilogram pada Selasa (16/6/2020).

Hasil Cek Kesehatan Harimau Putri Singgulung: Berbobot 49,3 Kg dan Tidak Ada Kelainan Fisik

Polisi Kehutanan yang juga Kepala Resort BKSDA Bukittinggi, Vera Ciko saat dihubungi TribunPadang.com membenarkan hal tersebut.

"Jadi kucing emas itu ditemukan pada sore hari oleh warga terkena jerat babi yang dipasang di pinggir kampung," katanya, Kamis (18/6/2020).

Ia mengatakan, jerat tersebut terbuat dari tali yang disebut oleh masyarakat sekitar jarek palantiang.

"Waktu kita lihat kondisi hewan itu di lapangan, diperkirakan sudah terjerat sekitar 10 jam," katanya.

BKSDA Lakukan Pengecekan Perangkap Kerangkeng, Berharap Induk Harimau Dapat Dievakuasi

Ia menyebutkan, akibat terlalu lama terjerat membuat kaki kiri bagian depan kucing tersebut mengalami luka, dan sudah dikerumuni lalat.

Vera Ciko tidak mengetahui penyebab hewan langka dan dilindungi tersebut turun ke pinggir pemukiman warga.

"Setelah datang ke lokasi, kita lakukan evakuasi terhadap kucing tersebut, dan kita rawat di kebun binatang Bukittinggi atau Taman Marga Satwa dan Budaya Kianantan (TMSBK) Bukittinggi," ujarnya.

Namun, ia menjelaskan, hewan yang sangat jarang dijumpai tersebut akhirnya mati.

Harimau Sumatera Asal Kabupaten Solok Diberi Nama Putri Singgulung

"Kucing emas tersebut tidak dapat terselamatkan dan akhirnya mati. Satwa dilindungi itu mati akibat luka yang dialaminya," katanya.

Ia mengatakan, satwa tersebut akhirnya dikuburkan pada pagi hari ini.

Dijelaskannya, ada beberapa dugaan yang membuat hewan yang hidup di tengah hutan tersebut turun ke pinggir perkampungan.

"Analisa kami sudah ada beberapa penyakit bawaan, dan dia sulit bersaing untuk berburu di dalam hutan. Makanya dia turun ke pinggir perkampungan," katanya.

Ia juga menyebutkan dugaan lainnya seperti di dalam kawasan hutan tidak tersedia lagi mangsanya, atau kawasan hutan sudah banyak terganggu.

"Jadi, kemungkinan seperti itu banyak," tuturnya. (*)

Berita Terkini