BMKG Pantau Ketinggian Muka Air di Perairan Sumatera Barat Saat Supermoon, Ada yang Capai 2,2 Meter

Penulis: Rezi Azwar
Editor: afrizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

fenomena supermoon

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Teluk Bayur, menyebut saat fenomena supermoon terjadi menyebabkan adanya peningkatan ketinggian muka air lebih dari rata-rata umum fluktuasi ketinggian muka air di wilayah tersebut.

Prakirawan BMKG Teluk Bayur Padang, Ferdy Gustian mengatakan fenomena supermoon kembali terjadi pada Rabu (8/4/2020) dini hari lalu. 

BMKG: Informasi Arus Angin dari Utara ke Selatan Bawa Wabah Penyakit Adalah Hoaks

Peringatan Gelombang Tinggi Perairan Sumatera Barat, BMKG: Potensi Gelombang hingga 1,25 Meter

Fenomena supermoon dideskripsikan sebagai fenomena bulan penuh dan hal itu menyebabkan penampakan bulan lebih besar hingga mencapai 14% dari tampakan rata-ratanya.

"Saat kejadian supermoon berlangsung, posisi bulan berada dekat dengan bumi sehingga gaya tarik atau gravitasi yang diakibatkan bulan akan semakin kuat," katanya, Jumat (10/4/2020).

Ia mengatakan besarnya grativasi adalah fungsi jarak, semakin dekat maka gravitasi semakin kuat.

"Gaya tarik bulan terhadap bumi pada saat kejadian supermoon akan lebih tampak berpengaruh pada perairan dibandingkan pada daratan. Hal ini dikarenakan daratan lebih rigid dan lautan lebih fleksibel," katanya.

Ia menyebutkan pengaruh supermoon pada perairan akan tampak pada fluktuasi tinggi muka air atau dikenal dengan pasang surut.

BMKG Prediksi Cuaca Sumbar Hari Ini Hujan Sedang Hingga Lebat Disertai Petir dan Kilat di 12 Daerah

"Saat fenomena supermoon terjadi maka akan menyebabkan adanya peningkatan ketinggian muka air lebih dari rata-rata umum fluktuasi ketinggian muka air di wilayah tersebut," ujarnya.

Ini berasal daro pantauan delapan stasiun pemantau pasang surut dan satu pemantau ketinggian muka air yang tersebar di sebagian wilayah pesisir dan kepulauan di Sumatera Barat.

"Dari stasiun tersebut menunjukkan saat kejadian supermoon, level muka air mengalami peningkatan," katanya.

Ia mengatakan ketinggian muka air yang terpantau di Stasiun Pemantau Pasang Surut di Tua Pejat, Mentawai, saat kejadian supermoon mencapai 1.6 meter.

Sedangkan pada Stasiun Pemantau Pasang Surut Malepet, Sikabaluan, Air Bangis, Painan, serta Padang ketinggian muka air atau secara berurut mencapai 1.8 meter, 2.1 meter, 2.0 meter, 2.2 meter, dan 0.6 meter.

"Ketinggian muka air pada alat pemantau ketinggian muka air yang berada di Bungus menunjukkan ketinggian muka air mencapai 2.1 meter. Perlu digarisbawahi bahwasanya nilai ketinggian muka air yang dihasilkan merupakan suatu nilai yang diambil dari pengukuran berdasarkan level baku (benchmark) yang telah ditetapkan," katanya.

Ia mengatakan secara umum peningkatan ketinggian muka air akan dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir

Posisi atau ketinggian wilayah tersebut berada di bawah permukaan laut akibat terjadinya penurunan muka tanah.

"Banjir rob adalah dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat pesisir yang wilayahnya mengalami penurunan ketinggian muka tanah saat kejadian supermoon berlangsung. Oleh karenanya penting untuk kita lebih awas dan waspada saat kejadian supermoon terjadi," tutupnya.(*)

Berita Terkini