Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) sudah melakukan pemeriksaan terhadap 280 sampel covid-19.
"Hari-hari terakhir, hasil pemeriksaan mulai mendekati angka 100 sampel per hari," kata Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand Andani Eka Putra.
Ke depan, pemeriksaan akan terus dilakukan secara bertahap.
Andani tak ingin berasumsi pekerjaan yang ia lakukan saat ini akan selesai dalam waktu satu bulan.
"Saya tidak yakin. Bisa jadi proses ini akan berlangsung berbulan-bulan. Oleh sebab itu perlu melatih tenaga yang kompeten dan bagus," terang Andani dalam Jumpa Pers Online bersama IJTI Sumbar, Kamis (2/4/2020).
Dia menjelaskan, tenaga yang bekerja menggunakan sistem berlapis.
Antara lain supervisor yang mengawasi semua pekerjaan, kemudian juga ada validator.
Ada juga koordinator harian yang bertugas mengatur semua sistem berjalan dengan baik.
Laboratorium juga punya staf di logistik, administrasi dan bendahara yang masing-masing punya job.
"Tidak bisa hanya dikelola satu orang saja. Laboratorium punya staf sekitar 25 orang, dibagi-bagi pekerjaannya. Diatur dengan baik sehingga proses berjalan dengan bagus," jelas Andani.
Dalam bekerja, yang paling penting menurutnya, data jangan sampai salah.
Sampai sekarang, lanjutnya, semua proses berjalan secara baik.
"Kita telah memiliki tiga mesin multiplex polymerase chain reaction (M PCR). Itu masih cukup, tiga mesin itu kalau jalan optimal bisa menyelesaikan pemeriksaan sampel paling tidak sekitar 200 hingga 250 per hari," ungkapnya.
Hanya saja ada sejumlah yang menjadi masalah menurutnya yakni proses ekstraksi.
"Untuk ekstraksinya, ini menjadi masalah. Kita hanya punya dua mesin biosafety cabinet. Dua itu membuat agak ribet bekerja, paling tidak hanya bisa menyelesaikan 150 sampel maksimal," terang Andani.
Untuk itu, pihaknya coba mempercepat, dengan cara membeli mesin auto matic untuk ekstraksi.
"Barang itu masih dalam proses, jika barangnya cepat proses ekstraksi lebih cepat," harap Andani.
Selain itu, pihaknya juga mengaku kehabisan reagen.
Katanya, reagen tersebut tertahan lama di bea cukai.
Namun, untuk RNA masih ada sisa 200 hingga 250 sampel tapi etanol masih kurang.
Sementara, menurutnya Alat Pelindung Diri (APD) juga penting.
"Satu hari pemeriksaan bisa menghabiskan 24 set APD, tidak termasuk sepatu dan kacamata google. Kalau tidak ada APD, kita tidak berani masuk labor," ungkap Andani.
Saat ini sebagian besar ODP sudah mulai diperiksa di laboratorium Unand.
"Mulai sekarang kirim sampel aja, meski ODP. Kita selesaikan PDP dulu baru ODP. Ini mulai kita rancang. Kabupaten kota yang menyerahkan pertama kali, itu yang dikerjakan," tutur Andani. (*)