Defri mengatakan setahun kemudain diusulkan Dinas Lingkungam Hidup Kota Padang untuk menerima dana corporate social responsibility/CSR dari PT Pelindo Teluk Bayur.
"Lalu dapatlah Rp 72 juta, untuk membeli alat, memperbesar ruangan dan lainnya," tambah Defri Yeni Dahar.
Defri Yeni Dahar mengatakan selama mendirikan bank Sampah Hidayah itu, dirinya sering menerima penolakan masyarakat.
"Susah ngajak masyarakat untuk menyisihkan sampah lalu dibawa kesini, bisa dapat uang juga mereka. Kadang kalau dapat bantuan, banyak ngomong dibelakang, untuk apa uangnya tuh? Namanya di kampungkan," ungkap Defri Yeni Dahar.
Kedepan, pihaknya berencana untuk mengembangkan pengelolan sampah organik menjadi pupuk.
"Alatnya sudah dibeli tapi belum sampai, nanti tidak hanya sampah anorganik tapi juga sampah organik," ungkap Defri Yeni Dahar.(*)