Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Hingga, Jumat (4/10/2019) sudah 585 perantau Minang eksodus dari Papua pasca kerusuhan 23 September lalu.
Rinciannya, sebanyak 50 orang perantau Minang sampai di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menggunakan pesawat Batik Air, pukul 20.50 WIB, Kamis (3/10/2019).
Lalu, 137 perantau Minang proses pemulangannya dibantu ACT dengan menggunakan pesawat express air dengan rute Jayapura - Balikpapan - Padang sehingga tiba di BIM, Jumat (4/10/2019) dini hari.
• Eksodus Perantau Minang dari Papua, Wagub Sumbar: Semua Mereka Menangis dan Minta Pulang
Kemudian, 72 orang menyusul menggunakan pesawat Garuda dari Jayapura menuju Padang yang juga difasilitasi ACT.
"Sebelumnya, 21 orang sudah tiba di Padang menggunakan pesawat pribadi. 130 Orang naik kapal sejak tanggal 1 Oktober.
Mereka masih di Kapal Ceremai dari Jayapura menuju Jakarta. Kondisinya sakit 13 orang," ungkap Nasrul Abit.
Ia menyarankan agar perantau Minang tersebut naik pesawat ke Padang.
• Apa Bantuan Pemerintah Pusat untuk Perantau Minang di Wamena Papua? Begini Jawaban Wagub Sumbar
Ini dilakukan untuk mengantisipasi bertambahnya perantau Minang yang sakit.
"Jangan kapal laut, kalau naik kapal laut warga yang sakit akan bertambah," pungkas Nasrul Abit.
Ia menambahkan, ada sekitar 85 orang masih berada di Jayapura saat ini dan belum ada jadwal kepulangan.
"Insyaallah, besok akan diterbangkan 90 orang lagi. Berarti 585 orang akan kembali untuk sementara ke Sumatera Barat.
Mereka adalah warga Wamena yang berasal dari Sumatera Barat," terang Nasrul Abit.
• UNP Siapkan 5 Konselor untuk Obati Trauma Perantau Minang Akibat Kerusuhan di Wamena Papua
Dia juga menyebut, 250 orang perantau Minang masih berada di Wamena dan sudah mulai bekerja dengan membuka usaha kembali.
"Mudah-mudahan masyarakat di sana dijaga kemananannya," harap Nasrul Abit.
Nasrul Abit mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pemulangan perantau Minang dari Papua.
"Terima kasih seluruh masyarakat Sumbar, baik yang di kampung halaman maupun di luar karena dana yang terkumpul mencapai Rp 4,3 miliar.
Ini untuk pemulangan dan kami akan memberikan modal untuk mereka jika mereka ingin kembali ke Wamena," tutur Nasrul Abit.(*)