Wakil Ketua Komisi X DPR: Merah Putih One For All Perlu Dukungan Pemerintah dan Masyarakat
Lalu Hadrian Irfani mengapresiasi Merah Putih One For All sebagai bagian dari kontribusi kreatif dalam menanamkan nilai kebangsaan dan persatuan.
TRIBUNPADANG.COM - Kontroversi film animasi Merah Putih One For All turut menjadi sorotan Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani.
Komisi X DPR adalah salah satu dari sebelas komisi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang membawahi bidang pendidikan, olahraga, dan sejarah.
Sebagai informasi, film Merah Putih One For All adalah film animasi bertema nasionalisme yang akan tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025 dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-80 Kemerdekaan RI.
Pria yang akrab disapa Ari itu menyadari adanya kekecewaan masyarakat terhadap kualitas film animasi yang akan tayang di bioskop itu.
Ia pun menyoroti soal keterbatasan informasi mengenai film Merah Putih One For All.
Pasalnya, informasi yang beredar di masyarakat hanya sebatas jumlah anggaran dan cuplikan trailer serta berbagai kontroversinya.
"Di berbagai media di internet, hanya menyebutkan bahwa animasi ini adalah film animasi lokal yang bertema nasionalisme, tetapi kontroversi utamanya justru terletak pada kualitas dan anggaran pembuatannya," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (11/8/2025).
"Berbagai media juga menyebut bahwa respons publik justru antara apresiasi terhadap pesan dan kekecewaan atas kualitas visual," sambungnya.
Baca juga: Hanung Bramantyo Heran Merah Putih One For All Tayang di Bioskop, Padahal Ada 200 Film Masih Antre
Ari menjelaskan, sebenarnya dirinya mengapresiasi hadirnya film Merah Putih One For All sebagai bagian dari kontribusi kreatif dalam menanamkan nilai kebangsaan dan persatuan.
Menurutnya, masukan publik terhadap animasi tersebut adalah bagian dari proses evaluasi yang penting untuk mendorong pelaku industri kreatif agar terus berbenah dan meningkatkan kualitas karyanya.
"Bagi saya, dukungan dari siapapun, termasuk dari pemerintah dan masyarakat, diperlukan untuk mendukung masyarakat film Indonesia. Dukungan ini diperlukan sebagai bagian dari upaya kita dalam memajukan konten kreatif, terutama konten film animasi Indonesia," imbuhnya.
Kritik Hanung Bramantyo
Sutradara kondang Hanung Bramantyo merasa heran lantaran film animasi tersebut mendapat antrean untuk tayang di bioskop.
Sedangkan saat ini, menurut Hanung ada sekitar 200 film Indonesia yang masih mengantre untuk tayang di bioskop.
Kritikan Hanung Bramantyo itu disampaikan melalui unggahan di Instagram Story Minggu (10/8/2025).

Dalam unggahan di akun Instagram Story-nya, Hanung Bramantyo mengomentari sebuah artikel yang menyebutkan ucapan produser Merah Putih: One For All, Toto Soegriwo yang mengaku tak mendapat sepeser pun uang dari pemerintah.
“Serupiah pun tak ada dari pemerintah,” kata Toto Soegriwo dalam artikel tersebut.
Namun, hal itu justru bertolak belakang dengan fakta bahwa film tersebut terkesan terburu-buru dirilis, bahkan dengan kualitas yang masih buruk.
"Terus kenapa harus buru-buru tayang? Ironisnya kok bisa dapat tanggal tayang di tengah 200 judul film Indonesia ngantre tayang?" tulis Hanung, dikutip Kompas.com, Senin (11/8/2025).
Sebagai informasi, film Merah Putih One For All menjadi ramai di media sosial karena dinilai memiliki kualitas yang buruk baik dari segi animasi, cerita hingga pengisi suara.
Dikabarkan, film ini menelan biaya produksi Rp 6,7 miliar dan hanya dikerjakan kurang dari 3 bulan.
Film ini akan tayang bersamaan dengan film Hanung berjudul La Tahzan.
Selain itu, pada 14 Agustus juga akan tayang film Indonesia lainnya, yaitu Tinggal Meninggal, dan panggilan dari kubur.
Baca juga: Komentar Sutradara Jumbo untuk Merah Putih One For All: Nggak Ada yang Bisa Dilakukan, Kecuali . .
Komentar Sutradara Film Jumbo

Setelah mendapat desakan dari warganet, sutradara sekaligus creator film Jumbo Ryan Adriandhy memberikan komentarnya melalui cuitan di X, Minggu (10/8/2025).
Ryan Adriandhy merasa tak ada yang bisa ia sampaikan terkait film tersebut.
Pasalnya film tersebut sudah jadi dan siap tayang di bioskop.
"Pagi teman-teman. Mention-nya masuk semua. Saya baca, namun saya merasa tidak ada yang perlu saya komentari lagi," tulis Rian.
Tanpa menilai kualitas film tersebut, Ryan mengingatkan untuk membuat karya yang lebih baik.
"Barangnya sudah jadi, akan tayang juga, dan nggak ada yang bisa dilakukan kecuali terus membuat yang lebih baik. Let’s focus on better things," tulisnya.
Profil Film Merah Putih One For All
Film Merah Putih One For All sudah masuk ke bioskop Indonesia seperti XXI.
Di aplikasi pembelian tiket bioskop M-Tix, profil film ini telah muncul sebagai up coming film dengan jadwal tayang perdana 14 Agustus 2025.
Berikut profil film Merah Putih One For All dikutip dari aplikasi M-Tix:
Producer: Toto Soegriwo
Director: Endiarto, Bintang
Writers: Endiarto, Bintang
Production: Perfiki Kreasindo
Cast: Neka, Yahha, Nabila Yasmin, Sky, Nathan
Durasi: 1 jam 10 menit
Rating usia: Semua Umur
Harga tiket: Rp 17.000
Sinopsis Film
Di sebuah desa yang tenang dalam semangat menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, sekelompok anak terpilih menjadi "Tim Merah Putih" untuk menjaga bendera pusaka yaitu bendera yang selalu dikibarkan pada setiap upacara 17 Agustus tiap tahunnya.
Namun 3 hari sebelum upacara, bendera itu hilang, delapan anak dari berbagai latar belakang budaya — Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa — bersatu dalam misi heroik: menyelamatkan bendera merah putih pusaka yang hilang secara misterius.
Mereka harus mengatasi perbedaan, menembus sungai, hutan, dan badai, bahkan meredam ego masing-masing, demi satu tujuan mulia: mengibarkan bendera di Hari Kemerdekaan.
Dengan keberanian, kerja sama, dan cinta tanah air, mereka menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah halangan, melainkan kekuatan.
Mereka memulai petualangan mencari Bendera, menelusuri hutan, sungai, dan menghadapi konflik batin.
Film ini penuh dengan momen lucu, menegangkan, emosional, dan menggugah jiwa, sarat nilai persatuan, persahabatan, dan semangat cinta nasionalisme anak-anak Indonesia masa kini.
(TribunPadang.com/Andriyani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.