Kantor Komunikasi Kepresidenan

Presiden Prabowo Subianto Berpesan ke Kementerian PKP: Murahkan Harga Rumah!

WAKIL Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengungkap pesan Presiden Prabowo Subianto untuk Kementerian PKP

Editor: Emil Mahmud
DOKUMENTASI/TIM KANTOR KOMUNIKASI KEPRESIDENAN
WUJUD KOMITMEN PEMERINTAH Pemerintah komitmennya untuk terus memperkuat komunikasi publik dan berharap masyarakat juga semakin meningkatkan literasi agar mampu berkontribusi mewujudkan strategi besar dari Presiden Prabowo. Tampak kepala negara mendedikasikan dirinya untuk mengutamakan kepentingan rakyatnya. 

WAKIL Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengungkap pesan Presiden Prabowo Subianto untuk Kementerian PKP Republik Indonesia (RI). 

Rilis Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) menyebutkan bahwa pesan yang selalu Fahri Hamzah ingat dari Presiden Prabowo adalah perintah untuk menekan harga rumah. 

“Presiden Prabowo berpesan, ‘Murahkan harga rumah. Fahri, tidak mungkin kita membangun rumah di atas tanah swasta. Itu akan sangat mahal’,” kata Fahri mengutip pesan Presiden Prabowo saat menjadi pembicara pada Diskusi Publik bertajuk Rumah 
untuk Semua: Strategi Pemerintah Mempercepat Akses Hunian Layak, di Rumah Gatot Kaca, Jakarta, Rabu (6/8/2025). 

Fahri Hamzah mengatakan, tugas Kementerian PKP saat menggelontorkan Program Pembangunan dan Renovasi 3 Juta Rumah (Program 3 Juta Rumah) merupakan turunan dari pesan Presiden Prabowo. 

Setidaknya ada tiga hal yang Fahri garis bawahi dari pesan Presiden Prabowo. Pertama, bagaimana Kementerian PKP berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

Kedua, bagaimana program itu bisa menyerap banyak tenaga kerja. Dan ketiga, bagaimana Program 3 juta Rumah pada akhirnya bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. 

“Jadi, tugas utama Kementerian PKP sebenarnya bukan membangun rumah, tapi berkontribusi pada ketiga pesan Presiden Prabowo itu. Tapi kami optimistis Program 3 Juta Rumah bisa terealisasi,” kata Fahri. 

Terpisah, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan atau PCO (Presidential Communication Office) Dedek Prayudi mengatakan Program 3 Juta Rumah merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo. 

“Semata-mata ingin mengoptimalkan APBN untuk langsung ditujukan bagi rakyat.  Tujuannya adalah untuk menciptakan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan,” kata Dedek.

Dedek menuturkan sejauh ini, masih relatif banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapat hunian yang layak. 

“Masih ada 35 persen orang Indonesia tak tinggal di rumah yang layak,” kata Dedek. 

Pemerintah mencatat sebanyak 9,9 juta keluarga belum punya rumah (backlog kepemilikan). Dan sebanyak 26,9 juta lainnya tinggal di rumah tidak layak huni (backlog kelayakan). 

Persoalan ini disebabkan beberapa hal, seperti sulitnya akses pembiayaan, kawasan permukiman yang tidak tertata, lemahnya perlindungan bagi pembeli rumah, dan aturan yang tumpang tindih.

Jika tidak segera diatasi, situasi ini akan memperlebar ketimpangan sosial dan ekonomi di Indonesia. 

Melalui Program 3 Juta Rumah ini, Presiden Prabowo menetapkan target membangun dan merenovasi 3 juta rumah dalam kurun 5 tahun. Meliputi 1 juta rumah di desa, 1 juta rumah di pesisir, dan 1 juta rumah di perkotaan. 

Baca juga: Kolaborasi Lindungi Pesisir: Rumah Zakat-Universitas Bung Hatta Dorong Konservasi Mangrove di Sumbar

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved