Kunci Jawaban

Rangkuman Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 1, 2 , 3 PPG 2025

Berikut referensi jawaban cerita reflektif PPG 2025 Modul 2 PSE Topik 1, Topik 2, hingga Topik 3.

Editor: Primaresti
TribunPadang.com/ Freepik
KUNCI JAWABAN - Ilustrasi kunci jawaban Cerita Reflektif PPG PMM, diunggah Selasa (17/6/2025). Berikut rangkuman kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 2 Topik 1, Topik 2, Topik 3. 

TRIBUNPADANG.COM - Artikel berikut membahas mengenai rangkuman kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 2 Topik 1, Topik 2 dan Topik 3 dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM).

PPM merupakan platform edukasi yang dikembangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka.

Platform ini dapat diakses secara daring pada laman guru.kemendikbud.go.id, dan menyediakan sejumlah modul latihan untuk meningkatkan kompetensi guru.

Soal Modul 2 Topik 1 PPG 20245muncul di Platform Merdeka Mengajar (PMM) untuk para guru yang mengikuti pelatihan PPG Guru Tertentu Dalam Jabatan.

Selengkapnya, inilah rangkuman soal dan kunci jawaban Latihan Pemahaman Modul 2 Pembelajaran Sosial Emosional Topik 1, Topik 2, dan Topik 3.

Baca juga: Gambaran Penerapan CASEL Dalam Pembelajaran Sosial Emosional, Kunci Jawaban Modul 2 Topik 1 PPG PMM

Cerita Reflektif Modul 2 PSE

Topik 1: Pentingnya Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) materi: Pengantar CASEL

Bapak dan ibu guru sebelum mengajar, bagaimanakah cara Anda mengidentifikasi emosi diri dan menjaga relasi dengan orang lain sehingga penerapan CASEL dapat dilaksanakan dengan baik?

Kunci Jawaban: 

Sebelum memulai proses belajar mengajar, ada beberapa langkah penting yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi emosi diri dan menjaga relasi dengan orang lain, sehingga penerapan kerangka kerja Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) dapat berjalan dengan optimal. 

Ini adalah praktik yang krusial untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan efektif.

Baca juga: Apa Tujuan dari Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah? Kunci Jawaban Modul 2 Topik 1 PSE PPG PMM

Mengidentifikasi Emosi Diri (Self-Awareness)

Penting bagi guru untuk menyadari kondisi emosionalnya sendiri sebelum berinteraksi dengan siswa. Emosi guru dapat memengaruhi suasana kelas dan cara mereka merespons situasi.

1. Pengecekan Diri Cepat (Quick Self-Check): Luangkan waktu sejenak (1-2 menit) sebelum masuk kelas untuk menanyakan pada diri sendiri:

  • "Bagaimana perasaanku saat ini? (Misalnya: senang, bersemangat, lelah, cemas, sedikit kesal?)"
  • "Apa yang mungkin memicu perasaan ini?"
  • "Apakah emosi ini akan memengaruhi caraku mengajar atau berinteraksi?"

2. Latihan Pernapasan atau Mindfulness Singkat: Tarik napas dalam-dalam beberapa kali. 

Fokus pada napas dapat membantu menenangkan pikiran dan emosi. Ini membantu membawa diri ke kondisi yang lebih netral dan siap.

3. Refleksi Cepat: Jika ada emosi negatif, akui perasaan tersebut tanpa menghakimi. 

Contohnya: "Saya merasa sedikit tertekan hari ini, tapi saya akan berusaha fokus pada tujuan pembelajaran dan memberikan yang terbaik untuk anak-anak." 

Mengidentifikasi dan mengakui emosi membantu kita tidak "terbawa" olehnya.

Menjaga Relasi dengan Orang Lain (Relationship Skills)

Menjaga relasi yang positif dengan rekan kerja, staf sekolah, dan tentunya siswa adalah fondasi penting untuk lingkungan CASEL yang kuat.

1. Sapaan Positif: Saat berinteraksi dengan rekan kerja atau staf sekolah di pagi hari, berikan sapaan yang ramah, senyuman, atau pertukaran kata-kata singkat yang positif. Ini membangun suasana kerja yang kolaboratif dan suportif.

2. Mendengarkan Aktif: Jika ada rekan yang menyampaikan sesuatu, berikan perhatian penuh. Mendengarkan secara aktif menunjukkan rasa hormat dan membangun jembatan komunikasi yang kuat.

3. Empati: Coba pahami perspektif orang lain. Jika ada konflik atau perbedaan pendapat, berusahalah melihat dari sudut pandang mereka. Ini membantu mencegah kesalahpahaman dan menjaga hubungan.

4. Komunikasi Jelas dan Terbuka: Sampaikan kebutuhan atau batasan diri dengan cara yang asertif namun tetap menghormati. Misalnya, jika Anda sedang merasa lelah, komunikasikan secara baik jika ada tugas yang perlu dibantu.

5. Apresiasi: Jangan ragu untuk memberikan apresiasi atau ucapan terima kasih kepada rekan kerja yang telah membantu atau bekerja sama. Pengakuan positif memperkuat ikatan.

Dengan mempraktikkan kesadaran diri (self-awareness) dan keterampilan berhubungan (relationship skills) secara konsisten, guru tidak hanya menciptakan kondisi mental yang prima untuk mengajar, tetapi juga menjadi teladan bagi siswa. 

Lingkungan sekolah yang dibangun di atas dasar emosi yang terkelola dengan baik dan hubungan yang sehat adalah kunci utama dalam keberhasilan penerapan CASEL, di mana pembelajaran akademik, sosial, dan emosional dapat berjalan beriringan dengan harmonis.

Baca juga: Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 Topik 3 PPG 2025: Experiential Learning Kolb

Cerita Reflektif Modul 2 PSE

Topik 2: Peran Guru Sebagai Teladan materi Strategi Penerapan Guru Sebagai Teladan di Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).

Sebagai seorang Guru harus belajar sepanjang hayat. Dalam mendukung pemahaman anda mengenai pembelajaran sosial emosional, anda dapat belajar dari berbagai pihak, termasuk dosen tamu, tokoh pendidikan, dan lain sebagainya. Apakah ada yang perlu anda perdalam atau ketahui lebih lanjut mengenai topik ini?

Kunci Jawaban: 

Sebagai seorang guru, menjadi pembelajar sepanjang hayat adalah keniscayaan. 

Dunia pendidikan terus berkembang, begitu pula tantangan sosial dan emosional yang dihadapi peserta didik. 

Dalam mendalami pembelajaran sosial emosional, kita tidak bisa hanya mengandalkan teori semata. 

Dibutuhkan pembelajaran yang terus-menerus melalui berbagai sumber dan perspektif guru dan dosen, praktisi pendidikan, tokoh inspiratif, hingga pengalaman rekan sejawat.

Baca juga: Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 Topik 1 PPG 2025: Cara Identifikasi Emosi dan Relasi CASEL

Cerita Reflektif Modul 2 PSE

Topik 3: Experiential Learning materi Aksi Nyata Experiential Learning dalam PPG 2025

Mari mencoba mengembangkan Rencana Pembelajaran berdasarkan experiential learning! 

Kunci Jawaban: 

Rencana Pembelajaran Berdasarkan Experiential Learning

Mata Pelajaran: Pendidikan Pancasila 
Kelas: XI 
Topik: Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari 
Waktu: 2 JP (2 x 45 menit) 

Model Pembelajaran: Experiential Learning + Social Emotional Learning (SEL) 

1. Tujuan Pembelajaran 

Peserta didik mampu: 

  • Mengidentifikasi penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan sekitar. 
  • Menunjukkan sikap empati, peduli, dan mampu berkomunikasi dengan baik dalam kelompok. 
  • Melakukan refleksi atas tindakan pribadi dan sosial berdasarkan nilai-nilai Pancasila. 

2. Langkah-Langkah Pembelajaran (Tahapan Experiential Learning) 

A. Concrete Experience (Mengalami) 

Guru mengajak siswa mengamati dan mendiskusikan video atau studi kasus tentang konflik sosial yang menyinggung nilai persatuan dan keadilan. 

Aktivitas: Menonton video pendek, lalu berdiskusi kelompok mengenai kejadian tersebut.

B. Reflective Observation (Merefleksikan) 

Siswa diarahkan untuk menulis refleksi pribadi: 

  • Apa perasaan mereka setelah melihat kejadian tersebut? 
  • Nilai Pancasila mana yang diabaikan? 
  • Fokus SEL: Kesadaran diri, empati (empathy), kesadaran sosial. 

C. Abstract Conceptualization (Menyimpulkan) 

Bersama guru, siswa merumuskan konsep atau prinsip dari pengalaman dan refleksi mereka, lalu mengaitkan dengan nilai-nilai Pancasila. 

Contoh: Menyimpulkan bahwa nilai persatuan dapat diwujudkan dengan menghargai perbedaan dan mencegah ujaran kebencian. 

D. Active Experimentation (Menerapkan) 

Siswa menyusun rencana aksi nyata sederhana untuk menguatkan nilai Pancasila di sekolah, misalnya: kampanye saling menghargai antar teman. 

Fokus SEL: Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, compassion, komunikasi, dan kolaborasi. 

3. Penilaian 

  • Sikap: Empati, tanggung jawab, keterbukaan. 
  • Keterampilan: Kemampuan berpikir kritis (critical inquiry), refleksi, kerja sama. 
  • Pengetahuan: Pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila dalam konteks kekinian. 

Kunci Jawaban Alternatif:

Rencana Pembelajaran Berbasis Experiential Learning
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester: V / Genap
Topik: Membuat Teks Petunjuk (Langkah-langkah melakukan sesuatu)
Alokasi Waktu: 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu:

  • Mengidentifikasi ciri-ciri teks petunjuk.
  • Menyusun teks petunjuk berdasarkan pengalaman langsung.
  • Menyampaikan teks petunjuk secara lisan dan tertulis secara runtut dan jelas.

B. Langkah-Langkah Experiential Learning

1. Concrete Experience (Pengalaman Nyata)

Siswa melakukan kegiatan praktik langsung, misalnya membuat minuman tradisional (contoh: es jeruk atau teh manis) atau kerajinan tangan sederhana (origami/foto kolase).

2. Reflective Observation (Refleksi Pengamatan)

Siswa diminta untuk menceritakan secara lisan langkah-langkah yang mereka lakukan.

Guru memandu dengan pertanyaan reflektif:

  • Apa saja bahan dan alat yang digunakan?
  • Langkah mana yang paling sulit?
  • Apa hasil akhirnya?

3. Abstract Conceptualization (Konseptualisasi Abstrak)

Berdasarkan pengalaman dan refleksi tadi, siswa mulai menyusun teks petunjuk secara tertulis sesuai struktur dan kaidah kebahasaan yang benar (menggunakan kalimat imperatif, urutan langkah, dsb).

4. Active Experimentation (Eksperimen Aktif)

Siswa saling bertukar hasil teks petunjuk dan mencoba mengikuti petunjuk dari temannya. Mereka memberikan umpan balik apakah teks tersebut mudah dipahami dan diikuti.

C. Penilaian

  • Proses: Keaktifan dalam praktik, partisipasi dalam diskusi refleksi.
  • Produk: Teks petunjuk tertulis, penilaian teman sejawat (peer assessment).
  • Sikap: Kerja sama, kemandirian, dan rasa ingin tahu.

Kunci Jawaban Alternatif:

Rencana Pembelajaran berdasarkan experiential learning

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Kelas: 4 SD
Topik: Menulis Teks Prosedur Sederhana (misalnya, cara membuat sesuatu, cara melakukan aktivitas tertentu)
Alokasi Waktu: 3 x 35 menit (1 pertemuan)

Model Pembelajaran: Berbasis Experiential Learning (dengan Siklus Kolb)

Kompetensi Dasar:

Menulis teks prosedur sederhana tentang cara melakukan sesuatu atau menggunakan alat dengan bahasa yang runtut dan efektif.

Indikator Pencapaian Kompetensi:

  1. Siswa mampu mengidentifikasi langkah-langkah dalam sebuah teks prosedur.
  2. Siswa mampu menyusun langkah-langkah menjadi teks prosedur yang runtut.
  3. Siswa mampu menggunakan kosakata yang tepat dalam menulis teks prosedur.
  4. Siswa mampu mempraktikkan teks prosedur yang telah dibuat.

Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Experiential Learning

1. Pengalaman Konkret (Concrete Experience)

Pada tahap ini, siswa akan terlibat langsung dalam sebuah aktivitas yang menjadi dasar pengalaman mereka.

  • Aktivitas: Guru membawa beberapa bahan sederhana (misalnya: teh celup, gula, air panas, gelas, sendok; atau bahan untuk membuat sandwich sederhana seperti roti, selai, meses).
  • Instruksi: Guru mendemonstrasikan cara membuat teh manis/sandwich tanpa berbicara sedikit pun. Guru hanya menunjukkan langkah demi langkah secara visual.
  • Tantangan: Setelah demonstrasi, guru meminta beberapa siswa secara sukarela untuk mencoba membuatnya kembali berdasarkan apa yang mereka lihat, juga tanpa berbicara.
  • Tujuan: Siswa mengalami langsung proses melakukan sesuatu tanpa panduan verbal, membuat mereka fokus pada urutan langkah.

2. Observasi Reflektif (Reflective Observation)

Setelah pengalaman langsung, siswa diajak untuk merefleksikan apa yang telah mereka alami dan lihat.

Aktivitas:

Guru memandu diskusi singkat:

  • "Apa yang kalian amati saat Ibu/Bapak membuat teh/sandwich tadi?"
  • "Apakah kalian bisa langsung membuat teh/sandwich setelah melihat tadi?"
  • "Bagian mana yang menurut kalian paling penting?"
  • "Apakah ada langkah yang kurang jelas?"
  • "Menurut kalian, apa yang bisa membantu teman yang tadi mencoba tapi kesulitan?"

Siswa mencatat poin-poin penting atau pertanyaan yang muncul dalam buku catatan mereka.

Tujuan: Mendorong siswa untuk menganalisis pengalaman, mengidentifikasi urutan, dan menyadari pentingnya instruksi yang jelas.

3. Konseptualisasi Abstrak (Abstract Conceptualization)

Pada tahap ini, siswa mulai membentuk konsep atau pemahaman baru dari refleksi mereka.

Aktivitas:

Guru memperkenalkan konsep "Teks Prosedur." "Teks prosedur itu seperti resep atau panduan, isinya langkah-langkah yang harus dilakukan secara berurutan agar hasilnya sesuai yang kita inginkan."

Guru menunjukkan contoh teks prosedur yang sudah jadi (misalnya, teks prosedur membuat teh dari buku, atau teks prosedur sederhana lain).

Guru memandu siswa untuk mengidentifikasi ciri-ciri teks prosedur dari contoh:

  • "Ada judulnya?"
  • "Ada bahan/alatnya?"
  • "Apakah langkah-langkahnya berurutan (pakai angka/kata 'pertama', 'kemudian', 'selanjutnya')?"
  • "Bagaimana bahasa yang digunakan (perintah, singkat, jelas)?"

Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil untuk merangkum ciri-ciri teks prosedur.

Tujuan: Membantu siswa mengaitkan pengalaman konkret dengan konsep teoretis teks prosedur dan memahami strukturnya.

4. Eksperimentasi Aktif (Active Experimentation)

Di tahap akhir, siswa mengaplikasikan konsep yang telah mereka pahami untuk menciptakan sesuatu yang baru atau memecahkan masalah.

Aktivitas:

Proyek Menulis Teks Prosedur: Siswa diminta untuk membuat teks prosedur sederhana tentang aktivitas yang mereka kuasai atau ingin bagikan. 

Contoh:

  • Cara membuat jus buah
  • Cara merawat tanaman pot
  • Cara mencuci tangan yang benar
  • Cara memakai seragam sekolah
  • Cara membuat origami sederhana

Produk: Setiap siswa menulis teks prosedur di kertas gambar atau karton kecil, dilengkapi dengan ilustrasi sederhana untuk setiap langkah.

Presentasi dan Evaluasi: Beberapa siswa (atau semua, jika waktu memungkinkan) mempresentasikan teks prosedur mereka di depan kelas. Guru dan teman lain dapat memberikan umpan balik (misalnya, "Langkahnya sudah jelas?", "Gambarnya membantu?", "Apakah bahasanya mudah dimengerti?").

Tujuan: Siswa menerapkan pemahaman mereka tentang teks prosedur secara kreatif dan praktis, serta melatih kemampuan komunikasi dan umpan balik.

Penilaian

  • Penilaian Proses: Observasi partisipasi siswa dalam setiap tahapan (refleksi, diskusi, kerja kelompok).
  • Penilaian Produk: Teks prosedur yang dibuat siswa (kesesuaian dengan struktur, keruntutan langkah, penggunaan kosakata, kejelasan).
  • Penilaian Keterampilan: Kemampuan siswa mempraktikkan teks prosedur yang dibuatnya sendiri atau teman (jika ada sesi demo produk).

 

*) Disclaimer: kunci jawaban dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti PPG 2025 untuk mengerjakan di Ruang GTK.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved