Objek Wisata Padang

Rusak Sejak Sebulan Lalu, Kondisi Monumen Perahu Nelayan Kayu Tradisional di Padang Memprihatinkan

"Banyak orang datang kesini, untuk duduk-duduk, berfoto-foto, bermain bersama keluarga, macam-macam lah," katanya.

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman
MONUMEN KAPAL TRADISIONAL- Monumen Perahu Nelayan Kayu Tradisional yang terletak di Jalan Kampuang Batu, Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (9/6/2025). Salah seorang warga sekitar monumen, Dian, mengatakan bahwa monumen tersebut sudah sebulan lebih rusak. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Monument van Traditionele Houten Vissersboot atau Monumen Perahu Nelayan Kayu Tradisional yang terletak di Jalan Kampuang Batu, Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, mengalami kerusakan sudah sebulan yang lalu.

Salah seorang warga sekitar monumen, Dian, mengatakan bahwa monumen tersebut sudah sebulan lebih rusak.

"Kalau rusaknya kira-kira sudah sebulan lebih lah," katanya saat dikonfirmasi, Senin (9/6/2025).

Menurut Dian, rusaknya monumen kapal tersebut disebabkan karena paparan kondisi cuaca yang selalu berubah-ubah.

Baca juga: Semen Padang FC Pilih Stadion di Pulau Jawa Jadi Kandang Alternatif Selama Renovasi GOR H Agus Salim

"Ini kan bahannya dari kayu asli, kapal asli yang diletakan ke sini, tentu kena hujan dan panas berganti-ganti bisa menyebabkan pelapukan, tentu hancur," jelasnya.

Selama ini, lanjut Dian, banyak masyarakat yang datang ke monumen kapal tersebut untuk berwisata.

"Banyak orang datang kesini, untuk duduk-duduk, berfoto-foto, bermain bersama keluarga, macam-macam lah," katanya.

"Bagi warga di sini juga begitu, kadang kita pun main di sini, anak-anak main di sini," sambungnya.

Baca juga: Heboh Tulisan Nama di Paru-Paru Sapi Kurban di Tangsel, Warga Sebut Fenomena Langka

Dian juga mengatakan paska monumen kapal tersebut rusak, baru satu kali Pemko Padang melakukan pengecekan.

"Kemarin ada orang dari Dinas Pariwisata mengecek kesini, tapi baru sebatas pengecekan dan pemasangan garis kuning itu biar tidak membahayakan masyarakat," katanya.

Untuk tindak selanjutnya, Dian berharap agar Pemko Padang bisa segera mengatasi kerusakan tersebut agar monumen kapal kembali bagus dan menjadi daya tarik wisata.

Monumen yang dibangun oleh Pemko Padang  tersebut menjadi salah satu bukti bahwa banyak masyarakat di kawasan Batang Arau dulunya menjadi nelayan dengan menggunakan kapal tradisional.

MONUMEN KAPAL TRADISIONAL- Kondisi Monumen Perahu Nelayan Kayu Tradisional yang terletak di Batang Arau tampak hancur, Senin (9/6/2025). Monumen kapal tersebut hancur karena terpaan hujan dan panas.
MONUMEN KAPAL TRADISIONAL- Kondisi Monumen Perahu Nelayan Kayu Tradisional yang terletak di Batang Arau tampak hancur, Senin (9/6/2025). Monumen kapal tersebut hancur karena terpaan hujan dan panas. (TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman)

Pantauan TribunPadang.com di lapangan, tampak monumen yang terbuat dari kapal tradisional asli ini sudah hancur di beberapa bagian.

Bagian paling parah yaitu bagian kanan depan monumen. Tampak kayu-kayu dari kapal tersebut sudah hancur berkeping-keping.

Patung yang sebelumnya berdiri megah pada bagian depan juga tampak berada di lantai dengan kondisi terpotong beberapa bagian.

Selain itu tampak juga monumen dipasangi garis pembatas dari plastik seperti garis polisi. Namun kondisinya sudah berserakan. (TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved