Berita Populer Sumbar

POPULER SUMBAR: Kronologi Truk Rem Blong di Silaing Bawah dan Kapal Banawa Nusantara 88 Tenggelam

Ada berita tentang Kronologi Truk Rem Blong Tabrak 6 Kendaraan di Silaing Bawah Padang Panjang, 1 Mobil Masuk Jurang.

Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
KECELAKAAN BERUNTUN - Sebuah minibus masuk jurang pasca kecelakaan beruntun di Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Rabu (23/4/2025). Kasat Lantas Polres Padang Panjang, Iptu Jamalluddin sebut penyebab kecelakaan diduga karena rem blong sehingga menabrak kendaraan di depannya. Total 7 kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun. 

TRIBUNPADANG.COM - Berikut berita Populer Sumbar yang telah tayang selama 24 jam terakhir di Tribun Padang.

Ada berita tentang Kronologi Truk Rem Blong Tabrak 6 Kendaraan di Silaing Bawah Padang Panjang, 1 Mobil Masuk Jurang.

Kemudian berita tentang Kapal Banawa Nusantara 88 Tenggelam di Pariaman, Sia-Sia Sebelum Beroperasi Optimal untuk Wisata.

Baca berita selengkapnya :

1.Kecelakaan di Silaing Bawah Padang Panjang, Sumatera Barat melibatkan tujuh kendaraan pada Rabu (23/4/2025) siang.

Peristiwa terjadi saat satu unit truk diduga mengalami rem blong saat melaju menurun dari arah Kota Padang Panjang menuju Padang.

Kasat Lantas Polres Padang Panjang, Iptu Jamalluddin menyebut kecelakaan terjadi pada pukul 11:30 WIB.

"Awal mula kejadian sekira pukul 11.30 WIB," ungkap Iptu Jamaluddin saat berada di lokasi.

Kata Iptu Jamalluddin, kejadian bermula saat sebuah truk Hino BA 8006 NU yang dikemudikan oleh Asril Yasri datang dari arah Padang Panjang menuju arah Padang.

"Setibanya di Bukit Berbunga, Kelurahan Silaing Bawah menabrak 4 minibus dan 2 sepeda motor," jelas Iptu Jamalluddin.

Diduga, penyebab kecelakaan lantaran rem blog saat turun dari arah Padang Panjang menuju Padang.

"Rem tidak berfungsi sehingga truk yang dikemudikan Asril Yasri menabrak kendaraan yang berada di depannya," beber Iptu Jamalluddin saat memberikan keterangan.

"Tidak ada korban jiwa, dan yang luka-luka sudah dilarikan ke RS Ibnu Sina," tambah Iptu Jamalluddin.

Lebih lanjut, Iptu Jamalluddin menuturkan dari peristiwa tersebut, 1 minibus masuk jurang dan 1 sepeda motor terlintas dan masuk ke kolong truk.

"Satu minibus masuk jurang, namun sopirnya hanya luka-luka," jelas Iptu Jamalluddin.

Sementara itu, saat di lokasi, terlihat 1 truk berhenti dengan bagian depan menabrak pohon.

Di bawah kolong truk, terdapat sepeda motor berjenis NMAX terlindas dan ringsek.

Lalu, juga terdapat satu minibus lainnya di bagian belakang yang hancur bagian kananya. Kaca-kaca minibus juga pecah.

2.Kapal hibah Kemenhub untuk pariwisata Pariaman, KM Banawa Nusantara 88, tenggelam sebelum beroperasi maksimal untuk sektor pariwisata Kota Pariaman, Sumatera Barat.

Kapal pelayaran rakyat (pelra) yang didatangkan sejak Oktober 2019 ini tenggelam akibat hujan badai setelah lama rusak dan minim perawatan. 

KM Banawa Nusantara 88 ini awalnya akan digunakan untuk membawa wisatawan yang menyukai wisata pulau dan memancing.

Hanya saja sejak berlabuh bulan Oktober 2019, kapal tersebut belum berfungsi secara maksimal untuk menunjang sektor Pariwisata.

Kapal yang memiliki panjang 20 meter dan lebar tiga meter dengan kapasitas 24 penumpang tersebut dibuat di galangan kapal di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Kapal tersebut tersebut dari kayu yang dilengkapi dengan pendingin ruangan atau AC, sonar, GPS, bahkan sarana karaoke, dan dapur.

Kadishub Kota Pariaman, Afwandi, mengatakan sejak kapal datang, hanya beberapa kali beroperasi, khususnya untuk kegiatan kepala daerah.

"Secara maksimal memang belum beroperasi karena sejumlah kendala seperti Covid 19 dan minat wisatawan untuk menyewa," ujarnya.

Ia menerangkan awalnya kapal tersebut operasionalnya akan menggunakan pihak ketiga, namun belum terwujud.

Berlabuh di dekat pulau Angso duo, kapal tersebut hanya terpakai beberapa kali saja.

Empat tahun sejak berlabuh bagian kapal mulai lapuk dan keropos, sehingga terjadi kebocoran di beberapa bagian kapal.

Hujan Badai Tenggelamkan Kapal

Hujan badai yang terjadi pada pekan lalu, membuat Kapal pelayaran rakyat (Pelra) hibah dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk Kota Pariaman, Sumatera Barat pada 2019, tenggelam, Kamis (17/4/2025).

Kapal dengan nama KM Banawa Nusantara 88 tersebut, sudah dua tahun mengalami kebocoran, sehingga hanya terparkir di perairan Kota Pariaman, dekat pulau Angso duo.

Kadishub Kota Pariaman, Afwandi, mengatakan, sebelum kapal tenggelam pihaknya sempat melakukan pengurangan air dan memanaskan mesin kapal.

Ia menerangkan, kapal tersebut awalnya mengalami kebocoran di bagian baling-baling sehingga dalam satu tahun terakhir kapal tersebut tidak bisa digunakan.

"Kebocoran tersebut bertambah dalam beberapa waktu terakhir karena memang kondisi kapal sudah banyak yang lapuk," ujarnya, Rabu (23/4/2025).

Pihaknya memperkirakan, kapal tenggelam akibat hujan badai yang terjadi di Kota Pariaman beberapa waktu lalu.

Kondisi kapal yang sudah rapuh ditambah hujan badai yang terjadi, membuat kapal tenggelam dengan cepat ke dasar laut.

Kadis menerangkan kondisi kapal yang sudah rusak selama dua tahun terakhir, sejatinya tidak mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Hal ini karena biaya perbaikan kapal yang cukup besar, mencapai Rp300 juta, serta lokasi perbaikan yang hanya bisa dilakukan di Kepulauan Mentawai.

Oleh karena itu, kata dia semenjak tiba di Pariaman kapal yang didatangkan dari Lumajang, Jawa Timur itu belum pernah menjalani perawatan menyeluruh di dek.

"Perawatan yang bisa kami lakukan hanya pengecatan, namun untuk di bagian bawah tidak bisa, padahal teritip banyak di bagian bawah," katanya.

Ia menyampaikan semenjak didatangkan ke Pariaman kapal yang rencananya untuk mendukung pariwisata daerah tersebut tidak banyak digunakan.

Kapal itu, hanya digunakan keliling pulau di perairan Pariaman, bersama tamu kepala daerah.

Diketahui kapal dengan kapasitas 24 penumpang tersebut sebelumnya bertujuan untuk membawa wisatawan yang menyukai wisata pulau dan disewakan untuk wisatawan yang mempunyai hobi memancing.

Kapal dengan ukuran 35 gross ton (GT) tersebut sampai saat ini belum memberikan dampak pada pariwisata Kota Pariaman sejak berlabuh Oktober 2019.

Sudah hampir enam tahun berada di Kota Pariaman Kapal tersebut, hanya digunakan untuk agenda kepala daerah membawa investor atau tamu lainnya berkeliling.

Meski sudah tenggelam, Kadishub, masih belum bisa memastikan apakah kapal tersebut akan diangkat ke darat atau tidak.

"Kit sudah koordinasikan dengan pimpinan, apakah akan diangkat, tentu kami menunggu pertimbangan pimpinan. Karena perlu biaya untuk mengevakuasinya," ujarnya.

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved