Swiss Open 2025

Swiss Open 2025: Anders Antonsen Angkat Koper Lebih Cepat, Ketimbang Takluk di All England Open

Anders Antonsen, wakil Denmark menelan kekalahan tak terduga setelah tumbang dengan skor mencengangkan pada babak 16 besar Swiss Open 2025.

Editor: Emil Mahmud
ANDREAS JOEVI/BOLASPORT.COM
SWIS OPEN 2025 - Anders Antonsen, wakil Denmark menelan kekalahan tak terduga setelah tumbang dengan skor mencengangkan pada babak 16 besar Swiss Open 2025. Hasil buruk Anders Antonsen dengan kekalahan early exit atau kalah dini belum terputus. 

TRIBUNPADANG.CON - Anders Antonsen, wakil Denmark menelan kekalahan tak terduga setelah tumbang dengan skor mencengangkan pada babak 16 besar Swiss Open 2025.

Hasil buruk Anders Antonsen dengan kekalahan early exit atau kalah dini belum terputus.

Setelah pekan lalu tersingkir prematur di All England Open 2025, kali ini dia juga kembali angkat koper lebih cepat saat tampil di Swiss Open 2025.

Statusnya sebagai tunggal putra unggulan dua dan juga peringkat dua dunia seakan hanya angka di atas kertas.

Menghadapi pemain underdog dari India, S. Sankar Subramanian, Antonsen justru kecolongan.

Dia kehilangan ritme di pertengahan laga ketika sudah mengantongi gim pertama lebih dulu.

Entah apa yang terjadi dengan kondisi Antonsen di lapangan sejak paruh gim kedua,

Kelemahan Antonsen dengan permainan reli lawan seperti terekspos.

Juara Denmark Open tersebut mati kutu hingga sempat ketinggalan sangat jauh saat laga dipaksa berlanjut ke gim ketiga.

Jarak skor Antonsen ke lawan sempat menunjukkan angka 4-16, alias terpaut 12 angka.

Penampilan rekan kompatriot Viktor Axelsen itu pun berakhir dengan antiklimaks karena skor menyedihkan, 21-18, 12-21, 5-21.

Skor satu digit tidak terasa asing dengan korelasi Antonsen dan St. Jakobshalle.

Enam tahun lalu, di venue yang sama, juara China Open 2024 itu juga pernah menelan kekalahan dengan skor serupa.

Kekalahan memilukan itu terjadi di final Kejuaraan Dunia 2019, setelah Antonsen dibabat habis oleh Kento Momota (Jepang) dengan skor 9-21, 3-21.

Secara kebetulan, gaya permainan Subramanian terinspirasi dari Momota.

Pemain berusia 21 tahun itu pernah mengatakan bahwa dirinya mengandalkan defens rapat untuk meraih kemenangannya.

"Ya, saya bermain bertahan, tetapi ini juga tentang akurasi. Serangan saya menjadi lebih tajam," kata Subramanian pada awal tahun ini, dikutip Bolasport dari Indian Express.

"Saya mengagumi Kento Momota yang memiliki pertahanan dan kontrol yang hebat."

"Jika dia bisa menang dengan gaya itu, mengapa saya tidak?" imbuh pemain yang pernah bertengger di peringkat satu BWF junior itu.

Sebelumnya, kesulitan Antonsen dengan kondisi lapangan di St. Jakobshalle sudah terlihat di babak pertama.

Menghadspi Lei Lan Xi (China), dia juga dipaksa bermain hingga rubbber game meski hasilnya saat itu kemenangan.

Kekalahan Antonsen di Basel membuat rapor turnamennya semakin merah di awal tahun ini.

Sejak laju kuat dengan empat final beruntun dan dua gelar juara dari Denmark Open 2024 hingga Malaysia Open 2025, penampilannya cenderung menurun.

Dia sudah beberapa kali kalah di babak awal.

Sebelum di All England dan Swiss Open, Antonsen juga pulang cepat dari Indonesia Masters 2025 setelah kandas di babak 32 besar.(BolaSport.com)

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved